Latest News

Tuesday, July 31, 2012

Memalukan! Tidak Terima Sehelai Baju Muslim Hangus Disetrika, Ribuan Muslim balas Bakar Belasan Rumah Warga Kristen



KAIRO (MESIR) - Perubahan menuju kebebasan yang diimpikan setelah revolusi di Mesir nampaknya akan menjadi isapan jempol belaka, yang nyata hanyalah semakin meningkatnya diskriminasi dari kelompok mayoritas yang merasa sangat superior dan tidak terkalahkan.

Pada Jumat (27/07/2012) subuh kemarin belasan rumah di Dahsyour, sebuah desa di kota Badrasheen, Provinsi Giza, dekat ibukota Mesir, Kairo, terbakar akibat serangan ribuan muslim. Serangan yang dilakukan sebelum buka puasa ini berjalan mulus tanpa dihalang aparat keamanan.

Menurut AFP, aksi pembakaran itu bermula dari sebuah pertengkaran dan perkelahian antara seorang muslim dan seorang pria Kristen pekerja laundry (pencucian pakaian) yang menyetrika baju muslim ini hingga hangus pada lengan baju.

Tidak terima bajunya hangus, muslim itupun memukuli pria Kristen ini sehingga mereka berdua pun berkelahi.

Menurut Al Masrawy, situs web berita berbahasa Arab, peristiwa pemukulan Samih Nasim, pada Rabu (25/07/2012), yang diserang Ahmed Ramadan pemilik baju muslim, setelah mengetahui lengan bajunya hangus disetrika ternyata berujung bentrok SARA.

Walaupun kedua warga Mesir itu sama-sama mengalami luka, para muslim yang merasa terhina dan mengartikan aksi pembakaran baju islami itu sebagai "sikap berani para dhimmi menantang dan menghina muslim" mengambil sebuah 'tindakan tambahan'.

Sekitar dua puluhan muslim pada keesokan harinya, Kamis (26/07/2012) malam mendatangi perumahan umat Kristen di desa Dahsyour menuju Gereja Mar Girgis. Mereka menyerang perumahan warga itu dengan batu dan molotov, warga Kristen sekitar yang mengetahui rencana penyerangan muslim itupun berjaga di lantai dua dan atap rumah mereka. Warga pun menghujani para muslim pengacau itu dengan molotov, seorang muslim terluka.

Tidak terima dengan 'kekalahan' tersebut, para pengacau ini mengumpulkan massa usai sholat magrib pada Jumat (27/07/2012) di masjid, merekapun mendatangi daerah Kristen itu dengan senjata tajam dan bom molotov, alhasil para wanita dan anak-anak pun melarikan diri sedangkan para prianya menunggu kedatangan pengacau beragama itu. Mengetahui kekuatan tidak berimbang warga Kristen pun mundur sehingga rumah mereka menjadi tumbal, belasan orang juga ikut terluka.

Pemerintah Mesir hingga kini masih belum mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa ini, sedangkan belasan muslim dan puluhan warga Kristen ditahan pasca-penyerangan tersebut.

Menurut AINA, hal ini merupakan bagian dari "hukuman kolektif" terhadap kelompok dhimmi di Mesir yang mencoba 'melawan dan menentang aturan Islam'. Umat Kristen, Yahudi, Sekte-sekte Islam minoritas (Shia, Ahmadia & Sufi), kelompok liberal, kelompok sekuler dan feminis merupakan kelompok dari para 'dhimmi', istilah lain dari 'warga kelas tiga' sedangkan para muslim dari sekte Sunni terutama pria merupakan warga kelas satu di Mesir, sedangkan warga kelas dua adalah wanita muslim Sunni.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-tidak-terima-sehelai-baju.html?m=1

Sunday, July 29, 2012

Fundamentalis Islam di Mesir Bahagia dengan Wafatnya Patriarkh Shenouda III


KAIRO (MESIR) - Saat umat Kristen di Mesir masih merasakan dukacita atas wafatnya pemimpin mereka, Patriarkh Shenouda III pada pertengahan Maret lalu, ada beberapa orang dari kaum intoleran yang menunjukkan sikap sebaliknya.

Diberitakan Compass Direct News, pada Jumat (23/03/2012) kelompok Salafis di Mesir malah melancarkan sikap diskriminasi mereka kepada umat Kristen di Mesir dengan berterima kasih kepada 'tuhan' mereka atas meninggalnya Patriarkh Shenouda yang mereka sebut sebagai 'kepala kaum kafir'.

Perkataan seperti itu telah menunjukkan besarnya kebencian dari kelompok yang telah menguasai 20 persen dari anggota parlemen Mesir.

Dalam pernyataan yang ditulis di halaman Facebook milik salah satu pemuka kelompok kultus fundamentalis dalam sekte Islam Sunii tersebut menyatakan bahwa mereka berbahagia merayakan kematian Sang Patriarkh.

�Kami sangat bersukacita karena ia telah dimusnahkan,� kata Sheik Wagdy Ghoneim, sang pemuka kelompok tersebut (18/03/2012), tepatnya sehari setelah Sang Patriarkh meninggal di usianya yang ke-88.

�Kiranya 'tuhan' membalas perbuatannya dengan api neraka dan kepada seluruh pengikutnya�, ditambahkan Ghoneim yang disambut bahagia oleh para pengikutnya, mereka tanpa henti menyebarkan pernyataan bodoh tersebut.

Walau demikian tidak semua muslim di Mesir setuju dengan sikap disktiminatif itu, mayoritas muslim malah memberikan simpati mereka dan mengabaikan lolongan para intoleran itu.

Uskup Mouneer Anis, kepala Keuskupan Episkopal dan Anglikan Mesir bagian Afrika Utara dan Semenanjung Afrika, dengan sedih mengatakan bahwa sikap mereka yang menghina orang meninggal adalah sebuah tindakan yang sangat tidak sopan bagi masyarakat Timur Tengah.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/04/mohon-doa-fundamentalis-islam-di-mesir.html?m=1

Memalukan! Salafi Mesir Keluarkan Fatwa : Haram Supir Muslim Mengantar Pendeta ke Gereja


KAIRO (MESIR) - Sebuah sikap diskriminatif kembali dilakukan para muslim fundamentalis dari kelompok Salafi di Mesir.

Setelah sebelumnya mengeluarkan fatwa pelarangan makan tomat karena tomat berbentuk salib dan perayaan hari bahagia atas wafatnya Patriarkh Shenouda, kini para penyombong ini membuat sebuah fatwa resmi yang dikeluarkan oleh sheik yang juga wakil presiden dari Salafi Mesir, Yasser al-Borhami.
Dipublikasikan melalui media "Suara Salafi yang Dibenarkan" pada Kamis (19/07/2012), kelompok ini menyatakan bahwa "Seorang supir muslim baik taksi maupun bus dilarang mengantarkan atau membawa pendeta Koptik [Kristen] ke gedung gereja mereka."

Sebab, lanjut fatwa intoleran ini, "Hal itu lebih terlarang dibandingkan mengantar seseorang ke bar minuman keras."

Fatwa ini mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya, saat penguasa Islam masih berjaya, seperti Ibnu Taymiyya dan Ibnu Qayyim, telah ada fatwa yang sama seperti ini, dengan bunyi "Membangun gedung gereja lebih buruk dibandingkan membangun bar minuman keras dan rumah pelacuran. Itu [gereja] adalah sebuah simbol kekafiran, sedangkan ini [bar miras dan rumah pelacuran] adalah simbol imoralitas."

Sehingga hal ini, klaim Salafi, merupakan penguatan hukum yang diharapkan dapat menjadikan muslim di Mesir dan sekitarnya lebih Islami dan dapat membedakan manakan kekafiran, manakah immoralitas.
Fatwa ini, menurut Raymond Ibrahim, seorang pengamat Islam di Timur Tengah, merupakan pola sikap fasis yang telah tertanam dalam pemikiran Salafi, yakni lebih memilih menjadi muslim yang berhubungan dengan dosa [miras dan pelacuran], daripada mengakui Kristen sebagai sesuatu yang tidak berdosa.

Sebab secara terang, para fundamentalis ini juga menyampaikan pesan : mengantarkan pendeta yang akan berkhotbah tentang Kekristenan - yang dianggap sangat bertentangan dengan Islam - adalah sebuah kejahatan yang sangat buruk, sebab dianggap telah membantu menyebarkan 'kekafiran'.

Sedangkan pakar politik di Mesir, Emad Al Din Hussein, mengatakan jika fatwa ini diterapkan, hal ini akan menjadi salah satu bumbu baru pemicu konflik sektarian di negara itu. Selain itu fatwa ini juga tidak hanya memprovokasi umat Kristen semata tetapi juga para muslim yang menentang aksi-aksi islamisasi ala Salafi dan Ikwanul Muslimin yang terkenal sangat intoleran.

Din Hussein juga mengatakan akan terjadi diskriminasi dalam bidang transportasi yakni, adanya taksi yang mengkhususkan diri mengangkut muslim yang dianggap 'lebih mulia', sedangkan transportasi lainnya yang menganggap umat Kristen dan agama lainnya dianggap sebagai kendaraan khusus 'kafir'.

Sumber : http://kabargereja.tk/2012/07/memalukan-salafi-mesir-fatwa-larangan.html?m=1

Calon Gubernur Jakarta, Jokowi-Ahok Tepis Isu Dibantu Gereja Eropa dan Amerika




JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama, Boy Sadikin menepis berkembangnya isu bahwa Jokowi-Ahok menerima bantuan senilai 70 juta dollar dari Gereja Katolik di Vatikan dan kelompok Gereja-gereja di Kanada dan Amerika.

"Ini tentu saja tidak benar, fitnah ini sungguh keji. Tidak pernah ada bantuan itu," kata Boy pada Tempo di Jakarta, Selasa, 17 Juli 2012.

Sebelumnya beredar rumor bahwa Jokowi-Ahok menerima dana 30 juta dollar dari kelompok gereja Kanada dan Amerika. Konon kabarnya, Gereja Vatikan menyumbang 40 juta dollar untuk pemenangan dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sebagai "balasan" atas bantuan ini, Jokowi-Ahok terikat komitmen untuk mendirikan 96 gedung Gereja Katolik dan Protestan di DKI Jakarta.

Boy menilai upaya ini sebagai langkah untuk menjatuhkan Jokowi-Ahok. Ia menyatakan komunikasi saja tidak pernah dibangun dengan pihak Vatikan maupun gereja Kanada.

"Apalagi menerima bantuan," katanya. Boy berharap masyarakat tidak cepat terpancing dengan rumor yang sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan Jokowi-Ahok.

Timses Jokowi-Ahok sendiri belum mengidentifikasi pihak yang sengaja menyebarkan rumor tersebut. Ia enggan menuduh lawan Jokowi di putaran kedua sebagai pihak yang sengaja menghembuskan isu tersebut. "Saya tidak ingin menuduh, yang jelas ini upaya untuk menjatuhkan," katanya.

Saturday, July 28, 2012

Gubernur Aceh: Penutupan 17 Gereja Sesuai Prosedur



INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah Daerah Aceh telah menutup 17 gereja di Aceh. Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan penutupan gereja tersebut sesuai prosedur.

"Padahal itu tidak jadi persoalan kalau semua pihak berjalan di atas rel (jalur). Ternyata mereka-mereka ini membikin (gereja) tanpa melihat kriteria, syarat-syaratnya bikin," ujar Gubernur Aceh Zaini Abdullah, usai diterima SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (23/7/2012).

Namun persoalan ini menjadi besar, kata Zaini, karena banyak pihak yang tidak mengetahui permasalahan ini turut berbicara dan membuat kondisi semakin rumit. "Saya kira itu hal yang di blow up pihak-pihak tertentu, tapi itu sudah terkelola semua," katanya.

Zaini mengatakan, masyarakat Aceh sangat bertoleransi tinggi terhadap beragam kepercayaan. Penutupan rumah ibadah di Aceh dilakukan karena menyalahi ketentuan yang berlaku. "Rakyat Aceh itu rakyat yang beragama, toleransi terhadap segala agama apa pun," kata dia.

Sumber : http://inilah.com/read/detail/1885833/gubernur-aceh-penutupan-17-gereja-sesuai-prosedur

Sekilas Jejak Historis Lektor dalam Ekaristi

Keberadaan seorang pembaca Sabda Allah (lector, Latin) dalam peribadatan suci sudah ditemukan dalam tradisi agama Yahudi. Jejaknya dapat dijumpai terutama dalam sumber Perjanjian Lama. Bahkan, dalam sumber Perjanjian Baru, jejak itu masih tampak saat Yesus datang ke Nazaret (Luk 4:16-30), masuk ke rumah ibadat, lalu membaca dan mengajar dari teks Yesaya 61:1-2 : "Roh Tuhan ada pada-Ku / oleh sebab la telah mengurapi Aku / untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin / dan la telah mengutus Aku / untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan / dan penglihatan bagi orang-orang buta / untuk membebaskan orang-orang yang tertindas / untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.�

Dari tradisi peribadatan Yahudi di sinagoga itu, biasanya seorang tampil dari tengah jemaat. Kepadanya diberikan kitab yang diambil dari Kitab Taurat dan Para Nabi. Dan setelah dibuka, dibacalah salah satu teks. Selesai pembacaan, kitab tersebut ditutup dan kemudian diberikan kembali kepada pejabat. Pengajaran menyusul kemudian. Meneruskan tradisi Yahudi, kebiasaan membaca Kitab Suci juga ditemukan dalam era Gereja Perdana (bdk Kis 2:41-47).

Dalam tradisi Gereja, keberadaan lektor ditemukan jejaknya dalam periode abad-abad pertama sejarah kekristenan. Homili St Yustinus martir (wafat sekitar thn 165) menyebut adanya pembaca liturgis, anaginoskon. Paus Cornelius I (251-253), dalam suratnya kepada Fabius dari Antiokhia, menunjukkan bahwa Gereja Roma pada saat itu, selain mempunyai 42 akolit dan 52 eksorsis, memiliki juga sejumlah lektor. Jejak adanya lektor juga ditemukan di Gereja Cirta, Afrika, pada abad keempat saat dilaporkan bahwa Gereja setempat memiliki 4 imam, 3 diakon, 4 subdiakon dan 7 lektor.

Dalam abad-abad awal kekristenan, pembacaan Kitab Suci dalam liturgi, termasuk surat-surat Perjanjian Baru dan Injil, dibawakan oleh lektor. Peran lektor sangat penting dan terhormat, masuk dalam tata tahbisan minor subdiakon, diberikan dalam ritus khusus melalui penumpangan tangan uskup dan disertai doa. Dalam tradisi Gereja Barat, lektor termasuk dalam tingkat kedua dari tata tahbisan minor (ostiarius, lector, exorcista, acolythus). Untuk tingkat tahbisan minor ini tidak dikenakan kewajiban selibat. Juga dalam kebiasaan Gereja Timur, para lektor termasuk dalam tata tahbisan minor sebelum penerimaan diakonat - suatu jenjang menuju imamat dalam tata tahbisan mayor. Dapat dipahami kemudian bahwa peran lektor mengandaikan standar pendidikan khusus. Meskipun eksklusif untuk mereka yang tertarik menjadi imam, kehadiran schola lectorum (sekolah para lektor) pada abad kelima memberi indikasi kuat tentang pentingnya peranan membaca Sabda Allah oleh seorang yang memiliki kualifikasi pantas. Bahkan pada abad 6-7, dengan munculnya schola cantorum (sekolah menyanyi), pembacaan Sabda Allah dengan cara melagukan semakin melambungkan gengsi peran lektor.

Kehormatan peran lektor cukup ditampakkan juga oleh Kanon Barat, khususnya no. 8, yang diyakini berasal dari abad keenam, yang berbicara tentang tata cara pentahbisan. Kanon 8 tersebut menyebutkan, �Ketika seorang lektor ditahbiskan hendaklah uskup berbicara tentang dia kepada jemaat sambil menunjukkan (kelayakan) iman, hidup dan kemampuannya. Setelah itu, sementara jemaat memandangnya, hendaklah uskup memberikannya buku (Kitab Suci), yang darinya harus dibacanya, sambil berkata kepadanya: Terimalah ini dan jadilah pewarta Sabda Allah.�

Sementara kehormatannya tetap terjaga, secara perlahan wilayah tugas lektor berkurang. Sekarang, terutama sejak ada pembaharuan dalam Gereja Roma melalui Konsili Vatikan II (1962-1965) - termasuk pembaharuan dalam liturgi, hak membaca Injil mulai dicabut dari peran lektor. Tugas membaca Injil hanya dipercayakan kepada diakon, atau imam konselebran jika tak ada diakon, atau imam selebran bila tidak ada diakon maupun imam konselebran (PUMR 59). Sedang pembacaan Kitab Suci kecuali Injil - berarti hanya kitab-kitab Perjanjian Lama dan surat-surat Perjanjian Baru, menjadi tugas lektor terlantik (PUMR 99). Meski demikian, bila dalam Perayaan Ekaristi tidak ada lektor terlantik, tugas pembacaan Kitab Suci - melalui Bacaan I dan II, dapat dibawakan oleh umat awam, baik pria maupun wanita, yang memiliki kelayakan. Namun, tak boleh ditolerir, mereka �harus sungguh trampil dan disiapkan secara cermat untuk melaksanakan tugas ini, sehingga dengan mendengarkan bacaan-bacaan dari naskah kudus, umat beriman dapat memupuk dalam diri mereka rasa cinta yang hangat terhadap Alkitab� (PUMR 101).

Sumber : http://programkatekese.blogspot.com/

Sunday, July 22, 2012

Seruan dan Madah Pujian dalam Ekaristi

KYRIE ELEISON
Kyrie Eleison (Tuhan Kasihanilah Kami) adalah seruan sebagai pujian kepada Allah yg Maha Rahim dan mohon belas kasihan Nya, sehingga Gereja menghimbau agar seruan ini dinyanyikan atau didaraskan oleh "SELURUH UMAT".

Seruan ini digunakan oleh Gereja sejak masa Gereja Perdana. Pada masa2 itu seruan ini merupakan doa yang cukup panjang, dimana seseorang (diakon) membacakan ayat2 dan umat menjawab dengan seruan "Kyrie Eleison". Seiring perputaran waktu, ayat2 tersebut mulai dihilangkan hingga akhirnya seruan itu menjadi seperti sekarang yang kita nyanyikan/daraskan pada setiap perayaan Ekaristi. Bentuknya bisa macam2, boleh berupa permintaan2 tertentu (semacam doa syafaat), boleh juga berupa doa pengakuan dosa yang serius dan permohonan agar Tuhan menerima penyesalan dan pertobatan umat Nya

Dalam Kiturgi, Bagian ini bisa dihilangkan jika bagian ini (Kyrie) sudah tertampung dalam Doa Tobat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan yg tidak perlu seperti yg disebutkan dalam SC 34 dan SC 50, meskipun terkadang realitanya masih sering terjadi. contohnya saat Imam memilih Tobat cara 3 (PS), paduan suara tetap menyanyikan Kyrie setelahnya.

Secara umum, seruan "Tuhan Kasihanilah Kami" hanya 2x diucapkan/dinyanyikan. Namun ada pertimbangan (berhubungan dengan bahasa, lagu, dan sifat pesta/perayaan) sehingga seruan "Tuhan Kasihanilah Kami" dapat diulang lebih dari 2x, dan seandainya dibawakan sbg "Pernyataan Tobat", maka didahului dengan ayat sesuai dengan yg disebutkan dalam PUMR 52

GLORIA / MADAH KEMULIAAN
Gereja memandang Madah Gloria sebagai madah yg sangat dihormati sejak jaman Kristen Perdana/Kristen Kuno (lih. PUMR 53), yg disusun dengan gaya Mazmur serta melanjutkan tradisi madah Perjanjian Baru.

Pada sekitar abda 4-5 M, Gloria digunakan dalam ibadat Harian di Gereja2 Timur. Pada abad 5M, madah ini dimasukkan dalam Liturgi Gereja Katolik pada Misa Natal. Kemuadian Paus Symachus memperluas penggunaannya pada Ekaristi Minggu dan pesta para Martir, namun hanya untuk misa yg dipimpin oleh USKUP. Baru pada 7M, Gloria boleh dibawakan pada misa yg dipimpin oleh imam. Teks Gloria yg digunakan dan kita kenal selama ini diperkirakan berasal dari masa sesudah Paus Gregorius Agung, yaitu sejak pembaharuan Liturgi oleh Karolus Agung.

Ada 3 bagian utama dalam Madah Keluliaan :

Bagian awal Ditujukan kepada Allah Bapa.
Bagian ini merupakan kutipan kidung para Malaikat (Luk 2,14): �Kemuliaan kepada Allah di surga dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.� Dengan madah pujian ini, bersama para malaikat kita bergembira karena Allah Bapa mengutus PutraNya menjadi manusia.

Seruan pujian kedua Ditujukan kepada Allah Putera.
Kristus adalah Raja. Hanya Dia yg patut disembah, dipuji dan dimuliakan krn karya penebusanNya. Ketika menyampaikan pujian kepada Yesus, diselipkan permohonan: Kasihanilah kami, kabulkanlah doa kami, mempunyai makna ganda yaitu pujian sekaligus permohonan.

Madah kemuliaan ditutup dengan penyebutan Allah Roh Kudus.
Pujian kepada Allah Bapa dan Putra hanya bisa berlangsung di dalam Roh Kudus.

CREDO atau SYAHADAT
Credo berasal dr bhs latin yg berarti "Aku Percaya" merupakan pernyataan atau pengakuan rangkuman mengenai suatu kepercayaan. Sebagai Tubuh Kristus yang terlihat, Gereja dan umatnya diharapkan tidak hanya untuk memiliki iman yang sama tetapi juga untuk menyatakan iman dengan cara yang sama. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10 : 10).

Gereja menghadapi ajaran sesat yang berkembang dari hal yang relatif umum menuju ke hal yang relatif khusus. Untuk itulah Gereja merasa perlu menyusun rumusan pengakuan iman untuk memberi garis batas tegas antara ajaran yang benar dan ajaran yang salah. Jadi wajar apabila kredo2 terdahulu umumnya cukup singkat (yang hanya terdiri dari beberapa kalimat pendek) kemudian berkembang menjadi cukup panjang (sampai puluhan paragraf).

Secara umum, Credo dalam Gereja Katolik cukup banyak jumlahnya, yg terbagi dalam beberapa kategori :
1. Credo yang berasal dari Gereja Perdana dan Apostolik
2. Credo yang berasal dari konsili
3. Credo yang berasal dari paus tertentu
4. Credo yang berasal dari Kuria Romawi yang bisa digunakan setelah disetujui oleh paus
5. Credo yang berasal dari orang tertentu dan rumusannya diterima oleh Takhta Suci

Credo/Syahadat Panjang (Nikea Konstantinopel yg merupakan hasil dari Konsili Konstantinopel I), dimasukkan dalam Misa Kudus sejak abad 5M oleh Gereja Timur tyang kemudian diikuti oleh Gereja Barat mulai dari Spnyol, Irlandia, Inggris dan Jerman. Untuk Liturgi Baptis, digunakanlah Syahadat singkat (syahadat Pararasul).

Pada Abad 11 M, Paus Benedictus VIII menetapkan Syahadat Nikea Konstantinopel digunakan dalam Perayaan Ekaristi Minggu dan Syahadat Para rasul digunakan hanya dalam Liturgi Baptis. Baru kemudian atas dorongan Konsili Vatikan II dengan pembaharuan Liturgi, maka diputuskan Credo Para Rasul dan Credo Nikea-Konstantinopel keduanya dimasukkan dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu dan Hari Raya lainnya.

SANCTUS
Sanctus berasal dari bahasa Latin yg artinya Kudus. Sanctus adalah sebuah Aklamasi dalam perayaan Ekaristi yg tidak terpisahkan dgn Doa Syukur Agung sebagai bentuk aliran tindakan dari umat yang hadir dalam memuji dan memuliakan Allah.

"Kudus adalah bagian yg tak terpisahkan dari DSA dan mesti dilambungkan oleh seluruh jemaat bersama Imam" (PUMR 79b) oleh sebab itu bagian ini tidak bisa dihilangkan dan lebih baik lagi dinyanyikan

Teks Aklamasi ini disusun berdasarkan 2 teks dalam Kitab Suci :

Seruan para serafim (Yes 6:5)
Seruan ini mulai digunakan pada jaman Kristen Perdana dan juga bisa digunakan dalam Ibadat orang2 Yahudi di Sinagoga

Penambahan Hosana dari Mat 21:9 yg merupakan kutipan dari Mamur 118:26.
Hosana berasal dari HOSIANNA (bhs Yunani) yg artinya "Selamatkanlah kami/tolonglah kami. Tetapi dalam ibadat Yahudi di sinagoga, seruan ini berubah menjadi pujian. Dalam liturgi Gereja Katolik Roma, kata Hosana ini diterjemahkan dgn kata "Terpujilah"

Beberapa catatan menyebutkan bahwa penambahan Hosana sbg seruan yg memuji Anak Daud yaitu Kristus pada abad 4M dalam teks Santus, berkaitan dengan situasi Gereja melawan Bidaah Arianisme (aliran yg tidak mengakui ke-Allah-an Yesus), sehingga seruan Kudus ini dimasukkan dalam rangkaian DSA dalam tata liturgi Gereja Timur. Baru pada Abad ke 5 M Gereja Barat memasukkan seruan ini seperti yg kita kenal selama ini

LITANI
Kata `litani� berasal dari bahasa Latin `litania�, `letania�. Artinya suatu bentuk doa tanggapan yang meliputi serangkaian seruan atau permohonan, mengenai suatu subyek utama atau suatu tema suci utama.

Doa ini disusun sebagai bentuk kekaguman kita sebagai umat manusia kepada Allah, Bunda Maria, atau para Kudus, tergantung dari Litani tersebut ditujukan bagi siapa. Litani merupakan doa yang sangat cocok dibawakan dalam kelompok

Jika dicermati, dari begitu banyak Litani, semua mengacu pada pola yang yang sama :

Bagian Pembuka
Diawali dgn �Kyrie eleison,� (�Tuhan kasihanilah kami�) yang didaraskan/dinyanyikan setelah kita memohon belas kasihan dari setiap Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus, misalnya: �Allah Bapa di surga ======>> kasihanilah kami.�

Bagian Pokok
Pokok litani : seruan kepada siapa litani ditujukan. Setiap seruan dimaksudkan untuk memujinya dengan berbagai macam ungkapan yang menjadikan orang itu patut dikagumi dimana setiap nama yang disebutkan akan ditanggapi dengan �doakanlah kami.� Tanggapan tersebut tetap sama untuk hampir semua atau bahkan seluruh seruan dalam litani. Oleh sebab adanya tanggapan inilah maka Litani termasuk dalam DOA TANGGAPAN, sama seperti �DOA UMAT� dan �MAZMUR TANGGAPAN� dalam Ekaristi

Permohonan
Permohonan. Dalam litani yang lebih khidmat, atau dalam litani kepada Tuhan, setelah seruan ditambahkan aneka permohonan dengan maksud untuk memohon berbagai rahmat serta berkat. Jawaban pada aneka permohonan ini pada intinya mengacu pada �DENGARKANLAH KAMI�

Penutup
Setelah seruan dan aneka permohonan, litani dilanjutkan dengan serangkaian tiga seruan kepada Anak Domba Allah. Dan yang terakhir, litani selalu ditutup dengan sebuah doa singkat. bagian inilah merupakan bagian Penutup dari Litani

Demikian, semoga bermanfaat
*Christo et Ecclesiae*

Sumber : http://belajarliturgi.blogspot.com/

Pintu Yang Sama

Seorang pria yang sedang mengalami masalah dengan keadaan keuangannya memutuskan untuk menghubungi seorang ahli keuangan terkenal. Mereka membuat janji untuk bertemu. Pada hari yang ditentukan, pria tersebut memasuki ruang tunggu kantor sang penasihat keuangan. Anehnya, ia tidak disambut oleh seorang resepsionis pada umumnya. Justru di hadapannya ada dua pintu. Pintu pertama tertulis: merasa payah dalam pekerjaan, sedangkan di pintu kedua tertulis: enjoy dalam pekerjaan.

Karena ia merasa payah, maka ia masuk ke pintu yang bertuliskan: merasa payah dalam pekerjaan. Namun ketika ia masuk ke ruangan tersebut, ia dihadapkan dua pintu lagi. Pintu yang satu bertuliskan: berpenghasilan kurang dari 30 juta per tahun, dan pintu yang kedua bertuliskan; berpenghasilan diatas 30 juta per tahun. Masuk pintu tersebut, ia kembali dihadapkan dua pintu lain; menabung lebih dari 5 juta per tahun, dan pintu yang satunya bertuliskan: menabung kurang dari 5 juta per tahun. Tetapi ketika ia memauki pintu tersebut ternyata ia malah kembali lagi di ruang tunggu yang sebelumnya ia sudah masuki.

Pintu yang sama akan membawa kita kepada hasil yang sama pula. Pria dalam cerita di atas tidak akan pernah bisa keluar dari masalah keuangan, selama ia tidak mau mencoba masuk melalui pintu yang lain. Hidupnya ingin berubah, tapi sayang hal tersebut tidak diimbangi dengan tindakan yang juga berubah. Jika kita terus saja melakukan hal-hal yang sama seperti yang biasa kita lakukan, maka kita juga akan terus mendapatkan hasil yang sama dengan yang selama ini kita dapatkan.

Saturday, July 21, 2012

Kekayaan, Kesuksesan dan Kasih Sayang

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: �Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut�.

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, �Apakah suamimu sudah pulang?�

Wanita itu menjawab, �Belum, dia sedang keluar�.

�Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali�, kata pria itu.

Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, �Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini�.

Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.

�Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama�, kata pria itu hampir bersamaan.

�Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.

Salah seseorang pria itu berkata, �Nama dia Kekayaan,� katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, �sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.�

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. �Ohho�menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.�

Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, �Sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita.�

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. �Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang.�

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. �Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita.�

Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. �Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.�

Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.

�Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?�

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. �Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.�

Iri Hati

Seorang anak kecil, penyemir sepatu sedang merenungi nasibnya di bawah sebuah pohon, di depan supermarket, dimana dia sering meminta sepatu tamu-tamu untukk disemirnya. Rupanya anak itu kecewa dengan keadaannya, dan itu menambah kesedihannya

Kemudian masuklah seorang kaya dengan mobil Mercedez-nya. Anak itu mengikuti terus gerak mobil orang kaya itu sambil berpikir, �Alangkah bahagianya jika aku yang ada didalam mobil itu, aku tidak akan menyemir sepatu lagi dan tentu pakaianku, makanku dan rumahku akan jauh lebih meyenangkan�.


Sopir sang kaya itu masuk ke supermarket, tetapi orang kaya itu tetap tinggal di dalam mobilnya. Tanpa sengaja, pandangan orang kaya dan anak kecil itu bertemu. Dalam hati si kaya berpikir �Alangkah bahagianya jika aku boleh bebas seperti anak itu�.


Tiba-tiba saja si kaya melambaikan tangan memanggil anak kecil yang tengah melamun itu. Setelah ia mendekat ke mobil itu, orang kaya itu bertanya, �Maukah kamu menggantikan saya duduk di dalam mobil ini dan saya akan menggantikanmu?�

Ditengah-tengah terkejutnya anak itu si kaya membuka pintu mobilnya dan ia tambah terkejut lagi ketika melihat bahwa si kaya itu tidak mempunyai kedua kaki.

Akhirnya anak itu lari sambil menjawab, �Tidak�tidak, saya tidak mau, saya mau seperti sekarang saja!�


Sebab dimana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, disitu ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. --- Yakobus 3:16

Minyak Dalam Kerang

Ada sebuah dongeng tentang seorang pengeran di Timur yang mempunyai anak laki-laki yang senang berfoya-foya. Hal itu sangat memalukan keluarga kerajaan. Si ayah mengingatkannya pada kedudukannya dan menasihati supaya menjadi teladan yang baik. Anak itu menjawab, �Jalan sempit dan lurus terlalu sukar bagiku dan tidak mungkin bagiku untuk merubah cara hidupku.�

Kemudian raja mencari akal. Ia memerintahkan anaknya membawa kulit kerang yang berisi penuh minyak dan berjalan melalui jalan-jalan kota itu. Dua orang perwira mengikutinya dari belakang dengan pedang yang terhunus. Jika ada minyak yang tercecer, ia akan dibunuh seketika. Ketika anak muda itu menyelesaikan tugasnya dengan baik, ayahnya bertanya, �Apa yang kau lihat?�


�Tak ada, kecuali minyak dalam kulit kerang,� jawabnya.

�Apakah pasar besar dan alun-alun tidak menarik perhatianmu?� tanya ayahnya.

�Tidak, aku hanya mengarahkan mata pada minyak. Aku tahu bahwa kalau akau tidak menjaganya terus, aku dapat kehilangan kepalaku,� kata anak itu menjelaskan.

Sesorang yang sudah masuk di dalam perlombaan iman, tidak perlu lagi memandang dunia sekelilingnya sebagai hal yang sangat menarik perhatiannya, karena matanya sudah terpaku pada mahkota surgawi.


�, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya denga mata yang tertuju pada Yesus yang memimpin kita dalam iman,� --- Ibrani 12:1,2

Kesaksian Dari Semangka

Pada suatu hari ketiak William Jennings makan seiris semangka, ia berfikir, bahwa ia dapat menggunakan hal itu untuk ilustrasi khotbahnya. Setelah memperkirakan berat semangka itu seluruhnya, kira-kira 20 kg, ia mengumpulkan bijinya dan menimbangnya. Untuk mendapatkan berat setengah kilogram ia membutuhkan kira-kira 5000 biji.

Ia duduk di meja dan menulis, �Baru-baru ini seseorang menanam biji semangka di tanah. Di bawah pengaruh sinar matahari dan hujan, biji itu membuka kulitnya dan bekerja mengumpulkan kira-kira 2.000.000 kali berat semula. Cobalah saudara hitung sendiri kalau ada 5000 biji (1/2 kg) berapa berat yang dihasilkan? Luar biasa. Ia memaksakan semuanya melalui biji yang kecil dan membentuk pohon semangka. Di luarnya kulit hijau dan didalamnya ada lapisan putih dan di dalamnya lagi ada daging berwarna merah dan manis rasanya. Siapakah arsitek yang merencanakan itu semua?


Dari mana biji semangka itu memperoleh kekuatan yang luar bisa? Dari mana ia memperoleh zat pewarnanya dan rasa manis yang segar?


Ini lain lagi, mengapa sapi hitam yang makan rumput hijau dapat menghasilkan susu yang putih? Cobalah juga saudara berjalan ke pegunungan atau ke pantai. Mengapa daun dan bunga bisa berwarna-warni? Langit dan laut bisa biru dengan pelangi yang indah? Kalau kita memperhatikan dengan teliti, tentu kita akan berkesan bahwa Tuhan adalah arsitek yang paling hebat.


Betapa banyak perbuatanMu, ya Tuhan. Sekaliannya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaanMu. --- Mazmur 104: 24

Rahasia Menang Atas Dosa

Seorang pemabuk berat bertobat dan hidup dengan penuh kemenangan selama beberapa minggu. Suatu hari ketika ia melewati pintu terbuka sebuah kedai minuman, bau yang tajam membangkitkan selera lamanya untuk minum. Tetapi kemudian ia melihat tanda pada jendela dekat kedai itu.

�Semua lemak susu dapat anda minum, $25 per gelas!�

Dengan bersemangat ia masuk dan memesan satu sampai 3 lemak susu. Setelah selesai gelas yang ketiga, dia menjadi begitu kenyang sehingga begitu lewat warung minuman tadi ia tidak tergoda lagi.

DL Moody sekali waktu mendemonstrasikan prinsip ini, �Katakanlah, bagaimana saya dapat mengeluarkan udara dari gelas ini?� tanyanya di depan umum.


�Hisaplah dengan pompa!� kata seorang.

�Itu akan menimbulkan kehampaan dan dapat menyebabkan gelas ini pecah�, jawab penginjil itu.

Akhirnya setelah banyak saran, Moody mengambil sebuah kendi dan dengan perlahan, mengisi gelas itu dengan air.

�Apakah sekarang udara sudah berpindah?� tanya Moody. Semua terdiam mengiyakan.

Anak Tuhan akan berhasil menghilangkan kebiasaan dosa apabila ia mempersilahkan Roh Kudus memenuhinya.

Barang siapa percaya kepadaKu,�Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadanya. --- Yohanes 7:38-39
Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun ke atasmu dan kamu akan menjadi saksiKu� --- Kisah Para Rasul 1:8

Mau Menjadi Wortel, Telur Atau Kopi

Seorang wanita yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku suaminya. Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang suami: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb. Wanita muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan suaminya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putrinya terus bercerita dan mengikutinya. Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan TELUR. Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL. Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS, dan
KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.

Lalu sang ibu menjelaskan: �Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya.

Kita bisa menjadi:
Lembek seperti wortel. Mengeras seperti telur. Atau harum seperti kopi.

Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air � mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.�

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan mutiara iman yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang. Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri. Ada yang mengeras, marah dan berontak pada Tuhan. Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin kuat dan percaya padaNYA.

Ada kalanya Tuhan sengaja menunda pertolonganNYA. Apa tujuannya??? Agar kita belajar percaya dan setia! Karena tidak pernah ada masalah yang tidak bisa Tuhan selesaikan

Cukup Itu Berapa ?

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.

Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.

Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya.

Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya.

Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana.

Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.

Masih kurang ......,
Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.

Belum cukup ......,
Dia membiarkan mata air itu terus mengalir,
hingga akhirnya ......,
Petani itu mati tertimbun.

Ya, dia mati tertimbun bersama ketamakannya,
karena ..... dia tak pernah bisa berkata "CUKUP".

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia, adalah "cukup".

Kapankah kita bisa berkata cukup ?

Hampir semua pegawai, merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.

Pengusaha, selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target.

Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.

Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.

Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.

Semua merasa kurang ......, kurang ......, dan kurang .......

Kapankah kita bisa berkata "cukup" ?

Cukup, bukanlah soal berapa jumlahnya.

Cukup, adalah persoalan kepuasan hati.

Cukup, hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur.

Tak perlu takut berkata cukup !

Mengucapkan kata cukup, "bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya."

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yg berbahagia...

Orang Miskin yang Kaya (Bai Fang Li)

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang di jalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

�Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya�.,� jawab anak itu.

�Orang tuamu dimana�?� tanya Bai Fang Li.

�Saya tidak tahu�., ayah ibu saya pemulung�. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil�,� sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan membeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmm� tapi masih cukup bagus� gumamnya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

�Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini�,� katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata �Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan�.,� katanya dengan sendu.

Semua guru di sekolah itu menangis�.

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan �Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa�.

Bila SESEORANG yang miskin menyumbang dari kekurangannya, maka ia adalah salah satu PENGHUNI SURGA yang diutus ke dunia, yang mengajarkan kita untuk selalu BERSYUKUR dan selalu BERBAGI kepada sesama.
Menurut Toko Serba Ada

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.

Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya, padahal para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang "bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini?

Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?"

"Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?"

Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.

"Berapa ukuran yang anda perlukan ?"

"Tidak tahu !"

"Baiklah, mari saya ukur dulu."

Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.

"OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yang ini !"

Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.

"Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?"

"Oh, tentu !"

Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady". Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya.

"Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?"

"Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !)."

"Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"

"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik."

Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.
Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !

"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:1-2.
Kisahah Burung Rajawali

Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya? Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayapnya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.

Aspal Surga

Wahyu 21:21
"Jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening."

Suatu hari seorang penambang menemukan emas dalam yang sangat banyak. Tanpa berpikir lama, emas-emas batangan tersebut dimasukan dalam sebuah tas. Setiap hari kemanapun dia pergi, tas tersebut selalu ditentengnya hingga dia meninggal dan sudah masuk ke surga. Saat penambang itu tiba di tempat barunya itu, seorang malaikat bertanya mengapa ia membawa aspal. "Ini bukan aspal," jelasnya, "Ini emas." Sang Malaikat menanggapi perkataan manusia itu dengan berkata, "Di bumi, benda itu memang disebut emas, tetapi disini, di surga, kami memakainya untuk mengeraskan jalan-jalan."

Kisah diatas memang hanya sebuah lelucon. Namun, cerita ini mengajak kita berpikir tentang apa yang kita anggap berharga, dan apa yang benar-benar berharga bagi Allah.

Dalam Wahyu 21, digambarkan bagaimana jalan-jalan di surga adalah "emas murni bagaikan kaca bening" (ayat 21). Di dunia, kita bisa menilai emas sebagai logam yang paling berharga dan menjadikannya sebagai harta milik kita yang paling berharga. Namun di surga, kita berjalan di atas emas. Sungguh kontras!

Benda apa yang Anda anggap berharga di bumi ini? Saham, rekening bank. Kekaguman dan kemasyuran diri sendiri; itu semua tidak dinilai tinggi di surga. Bila tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal di bumi, nilai apakah yang masih tertinggal pada barang-barang tersebut?

Ingat, kekayaan sejati hanya ada di surga. Harta benda duniawi yang Anda miliki saat ini sifatnya hanyalah sementara.

Mereka yang menyimpan harta di surga adalah orang-orang terkaya di bumi.

Biarkan Tuhan Menilaimu

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi, tetaplah berbuat baik.

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.

Mother Theresa.

Menjadi Jam Swiss Atau Sekedar Ganjal Pintu?

Saya membaca dari satu informasi bahwa satu pon (sekitar setengah kilo) plat baja saat ditambang punya harga sekitar 5 dollar (45.000 rupiah). Itu mungkin bisa untuk membuat ganjal pintu yang bagus. Jika anda membawa baja dengan berat yang sama untuk membuat sepatu kuda, kini harganya naik menjadi sekitar 50 dollar (450.000 rupiah). Bawalah baja itu dan dibuat jarum suntik kedokteran, nilainya menjadi 500 dollar (4.500.000 rupiah). Namun bila baja itu dibuat menjadi pegas atau per yang diperlukan dalam jarum buatan Swiss, maka satu pon baja itu menjadi senilai 5000 dollar (45.000.000 rupiah).

Perbedaannya adalah pada apa yang dilakukan pada bahan mentah itu. Sekarang apa yang bisa anda lakukan dengan bahan mentah yang Tuhan telah berikan pada Anda? Saya melihat orang-orang yang terus menerus mengganti pekerjaan, rumah, pasangan hidup, gereja dan juga teman-temannya � mereka mencari satu bentuk kehidupan yang sempurna, namun mereka tidak pernah berpikir tentang merubah diri mereka sendiri. Apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat bahan mentah yang anda miliki menjadi lebih bernilai?

Adalah menakjubkan bagi saya ketika melihat tangan manusia secara fisik bisa dipakai untuk menggenggam senjata dan merampok toko swalayan dan tangan yang sama bisa dilatih dan dibentuk untuk menggenggam pisau bedah untuk operasi untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Satu batu bata bisa dipakai untuk melempar jendela rumah orang lain atau menjadi bagian dari katedral indah.

Apakah Anda telah melihat potensi lengkap yang telah diberikan pada diri Anda? Apa yang bisa Anda lakukan di waktu mendatang untuk membuka bungkusan potensi Anda dan terlibat lebih jauh dengan kapasitas Anda untuk membuat dunia lebih baik?. Apakah Anda membutuhkan training, pelatihan, peneguhan, inspirasi atau harapan?. Buatlah keputusan untuk menjadi Jam Swiss � bukan sekedar ganjal pintu.

Hal Kecil

Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan. - Amsal 30:24

Benjamin Franklin pernah berkata, �Pukulan-pukulan kecil dapat menumbangkan pohon oak yang besar !� Memang mengherankan ketika melihat hal-hal yang penting dan temuan-temuan besar di dunia ini justru lahir dan berasal dari hal-hal yang kecil. Kita selalu punya kecenderungan untuk melihat sesuatu yang besar daripada memperhatikan sesuatu yang kecil. Hal-hal kecil biasanya kita lewatkan begitu saja, padahal melewatkan hal-hal kecil sebenarnya menutup pintu bagi kemungkinan-kemungkinan besar.
 
Siapa peduli dengan sarang laba-laba? Tidak ada yang suka dengan sarang laba-laba, kecuali Spiderman tentunya. Sarang laba-laba identik dengan tempat yang kotor, jorok dan jarang dibersihkan. Melihat sarang laba-laba membuat kita jadi tidak sabar lagi untuk segera mengambil sapu dan menghilangkan sarang laba-laba itu. Sementara banyak orang melewatkan hal-hal yang kecil, seorang yang peduli dengan hal-hal kecil justru terinspirasi dengan sarang laba-laba ini. Inspirasi dari sarang laba-laba inilah yang kemudian melahirkan gagasan untuk membuat jembatan gantung! Siapa peduli dengan suara ketel di atas kompor? Suara itu benar-benar mengganggu dan berisik. Membuat kita tak sabar untuk segera mematikan kompor agar suara ketel itu berhenti. Mempedulikan suara ketel adalah tindakan yang bodoh, tapi justru dari suara ketel itulah mesin uap kemudian diciptakan oleh seorang James Watt.
 
Telah terbukti bahwa hal-hal besar selalu lahir dari hal-hal kecil. Seringkali kita melewatkan banyak hal kecil terjadi begitu saja. Kita terlanjur punya konsep bahwa hal-hal besar selalu lahir dari pemikiran yang rumit. Itu sebabnya kita selalu disibukkan dengan hal-hal besar dan hal-hal paling rumit, dan tidak pernah mempedulikan hal-hal kecil yang nampaknya terlalu sederhana untuk dipikirkan. Terbukalah dengan hal-hal kecil. Belajar peka dan kritis dengan hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita. Jangan pernah membiarkan hal-hal kecil terlewatkan begitu saja, tanpa kita bisa belajar darinya. Jangan sampai suatu saat kita akan dipermalukan akibat kita selalu meremehkan hal-hal kecil.


Semua hal besar selalu berawal dari hal kecil.
Find  and See

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak.
Amsal 13:20

Pelikan adalah burung penangkap ikan yang ulung. Tetapi di kota Monterey, California hal seperti ini tidak terjadi. Di kota ini, burung-burung pelikan tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan ikan, karena banyak sekali pabrik-pabrik pengalengan ikan. Selama bertahun-tahun mereka berpesta dengan ikan-ikan yang berserakan. Tetapi hal yang menakutkan terjadi ketika ikan di sepanjang pesisir mulai habis, dan pabrik-pabrik pengalengan mulai tutup, burung-burung tersebut mengalami kesulitan. Karena sudah bertahun-tahun tidak menangkap ikan, mereka menjadi gemuk dan malas. Ikan-ikan yang dulu mereka dapatkan dengan mudah sudah tidak ada, sehingga satu persatu dari mereka mulai sekarat dan mati.

Para pencinta lingkungan hidup berusaha keras untuk menyelamatkan mereka. Berbagai cara dicoba untuk mencegah populasi burung ini agar tidak punah. Sampai suatu saat terpikirkan oleh mereka untuk mengimport burung-burung pelikan dari daerah lain, yaitu pelikan-pelikan yang berburu ikan setiap hari. Pelikan-pelikan tersebut lalu bergabung bersama pelikan-pelikan setempat. Hasilnya luar biasa. Pelikan-pelikan baru tersebut dengan segera berburu ikan dengan giatnya, perlahan-lahan pelikan-pelikan yang kelaparan tersebut tergerak untuk berburu ikan juga. Akhirnya pelikan-pelikan di daerah tersebut hidup dengan memburu ikan lagi.

Les Giblin, seorang pakar hubungan manusia menjelaskan bahwa manusia belajar sesuatu dari panca inderanya. 1% dari rasa, 1� % dari sentuhan, 3� % dari penciuman, 11% dari pendengaran, dan 83% dari penglihatan. John C Maxwel, seorang pakar kepemimpinan dalam sebuah surveinya membuktikan bahwa, �Bagaimana seorang menjadi pemimpin?� 5% akibat dari sebuah krisis, 10% adalah karunia alami, dan 85% adalah dikarenakan pengaruh dari pemimpin mereka.

Demikian halnya jika Anda ingin semakin maju, maka salah satu cara terbaik adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang berprestasi yang bisa anda temui. Perhatikan cara mereka bekerja, lihat hidup mereka, pelajari cara berpikir mereka, lihat bagaimana mereka mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka. Memang benar kita dapat belajar dari Tuhan langsung atau melalui pimpinan Roh Kudus, tapi kita juga harus terbuka ketika Tuhan menempatkan orang-orang terbaik yang bisa memacu hidup kita.

Carilah pergaulan yang dapat membangun kerohanian dan kehidupan Anda!

Recent Post