Latest News

Saturday, May 28, 2011

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI Pada Hari Komunikasi Sedunia Ke-45, 5 Juni 2011

Kebenaran, Pemakluman dan Kesejatian Hidup di Jaman Digital

Saudara dan Saudari Terkasih,
Pada kesempatan Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-45, saya ingin berbagi beberapa refleksi yang dimotivasi oleh suatu ciri khas yang menggejala jaman kita: munculnya internet sebagai jejaring komunikasi. Ada pendapat yang semakin umum bahwa, sebagaimana Revolusi Industri yang pada masanya menghasilkan suatu transformasi besar dalam masyarakat melalui perubahan-perubahan yang terjadi ke dalam lingkaran produksi dan kehidupan para pekerja, demikian juga berbagai perubahan mendasar yang terjadi di dalam komunikasi di jaman sekarang ini sedang memandu perkembangan-perkembangan budaya dan sosial yang signifikan. Teknologi baru tidak hanya mengubah cara kita berkomunikasi melainkan juga memengaruhi komunikasi itu sendiri sedemikian rupa sehingga orang menegaskan bahwa kita sementara hidup dalam suatu periode transformasi budaya yang besar. Sarana penyebaran informasi dan pengetahuan ini melahirkan suatu cara baru belajar dan berpikir dengan peluang-peluang yang belum pernah terjadi guna menegakkan antar hubungan dan membangun persekutuan .

Kini, cakrawala baru yang tak terbayangkan sebelumnya telah terbuka. Cakrawala-cakrawala tersebut membangkitkan kekaguman karena kemungkinan-kemungkinan yang disodorkan oleh media baru itu, dan pada saat yang sama amat menuntut suatu permenungan yang serius tentang makna komunikasi di jaman digital. Hal ini secara khusus menjadi jelas ketika kita menghadapi kemampuan luar biasa internet dan kerumitan pemakaiannya. Sebagaimana halnya dengan setiap hasil kecakapan manusia, teknologi komunikasi baru harus diperuntukkan bagi pelayanan kebaikan perorangan dan umat manusia secara utuh. Jika dipergunakan dengan bijaksana, teknologi komunikasi baru dapat memberikan sumbangsih bagi pemenuhan kerinduan akan makna, kebenaran dan kesatuan yang tetap menjadi cita-cita terdalam setiap manusia.

Dalam dunia digital, menyampaikan informasi kian dipahami dalam suatu jejaring sosial dimana pengetahuan terbagi dalam konteks pertukaran pribadi. Perbedaan yang jelas antara penyedia informasi dan pengenyam informasi menjadi relatif; dan komunikasi tidak hanya nampak sebagai pertukaran data tetapi juga sebagai suatu bentuk berbagi. Dinamika ini menyumbangkan bagi suatu penilaian baru tentang komunikasi itu sendiri, yang terutama dipandang sebagai dialog, pertukaran, solidaritas dan penciptaan hubungan-hubungan yang positif. Pada sisi lain, hal ini diperhadapkan dengan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari komunikasi digital: interaksi sepihak, kecenderungan mengkomunikasikan hanya sebagian dari dunia batin seseorang, resiko pencitraan palsu seseorang yang dapat menjadi suatu bentuk kepuasan diri sendiri.

Secara khusus, kaum muda sedang mengalami perubahan ini dalam komunikasi dengan semua kecemasan, tantangan dan daya cipta, yang khas bagi orang yang terbuka dengan antusiasme dan rasa ingin tahu akan pengalaman-pengalaman baru dalam hidup. Keterlibatan mereka yang semakin besar dalam forum digital publik yang tercipta oleh jejaring-jejaring sosial membantu melahirkan bentuk-bentuk baru dari hubungan-hubungan antar pribadi memengaruhi kesadaran diri sendiri dan oleh karena itu tak pelak lagi mempertanyakan bukan saja bagaimana seharusnya bertindak tetapi juga tentang kesejatian jati dirinya. Masuk ke dalam ruang maya dapat menjadi tanda pencarian yang otentik akan perjumpaan pribadi dengan orang lain, asalkan tetap tanggap terhadap bahaya seperti menyertakan diri dalam sejenis eksistensi ganda atau menampilkan diri secara berlebihan di dalam dunia maya. Dalam upaya berbagi dan mencari "teman", terdapat tantangan untuk menjadi otentik dan setia dan tidak menyerah kepada ilusi untuk mencitrakan tampang publik yang palsu bagi diri sendiri.

Teknologi baru memungkinkan untuk saling bertemu di luar batas-batas ruang dan budaya mereka sendiri, dengan menciptakan sebuah dunia yang sama sekali baru dari persahabatan-persahabatan potensial. Ini merupakan suatu peluang besar tetapi juga menuntut perhatian yang lebih besar dan kesadaran akan resiko yang mungkin. Siapakah "tetangga" saya di dalam dunia baru ini? Entahkah ada bahaya bahwa kita mungkin kurang hadir bagi mereka yang kita jumpai dalama hidup harian kita? Apakah ada risiko menjadi lebih terganggu karena perhatian kita terbagi-bagi dan terserap di suatu "dunia lain" daripada dimana kita hidup? Apakah kita mempunyai waktu untuk merenungi pilihan kita secara kritis dan memajukan hubungan yang sungguh mendalam dan berdaya tahan? Pentinglah untuk selalu mengingat bahwa kontak virtual tidak dapat dan tidak boleh mengganti kontak manusiawi langsung dengan orang-orang di setiap tingkat kehidupan kita.

Dalam era digital juga, setiap orang dihadapkan dengan kebutuhan akan otentisitas dan refleksi. Selain itu, dinamika yang melekat di dalam jejaring sosial menunjukkan bahwa seseorang senantiasa terlibat dalam apa yang ia komunikasikan. Tatkala orang saling menukar informasi, mereka sudah mensyeringkan diri mereka, pandangannya tentang dunia, harapan dan cita-cita mereka. Lantas, cara hadir yang khas kristiani di dunia digital adalah bentuk komunikasi yang jujur dan terbuka, bertanggungjawab dan hormat akan orang lain. Memaklumkan Injil melalaui media baru berarti tidak sekadar memasukkan isi religius secara terbuka ke dalam berbagai pentas media, tetapi menjadi saksi setia di dunia digital itu sendiri dan cara seseorang mengkomunikasikan pilihan-pilihan, apa yang utama, serta keputusan-keputusan yang sepenuhnya selaras dengan Injil bahkan ketika hal itu tidak terungkap secara khusus. Selanjutnya, benar juga bahwa di dalam dunia digital pesan tak dapat disampaikan tanpa disertai dengan kesaksian yang konsisten dari pihak yang meyampaikannya. Dalam situasi baru itu dan dengan bentuk pengungkapan baru, orang Kristen sekali lagi dipanggil untuk memberikan jawaban kepada siapa saja yang meminta pertanggungjawaban terhadap pengharapan yang ada dalam diri mereka (bdk. 1 Petrus 3:15)

Tugas memberikan kesaksian tentang Injil di era digital menuntut setiap orang untuk secara istimewa memiliki kepekaan terhadap aspek pesan yang dapat menantang cara berpikir khas internet. Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa kebenaran yang ingin kita bagikan bukan bukan berasal dari nilai "popularitas"nya atau jumlah perhatian yang diterima. Kita harus berusaha memperkenalkannya secara utuh, bukan sekadar supaya dapat diterima atau sebaliknya malah melemahkannya. Ia harus menjadi makanan harian dan bukannya daya tarik sesaat. Kebenaran Injil bukanlah sesuatu yang memberikan rasa puas atau digunakan secara dangkal, melainkan pemberian yang menuntut jawaban bebas. Bahkan apabila diwartakan dalam dunia internet, Injil harus terjelma dalam dunia nyata dan berkaitan dengan wajah riil saudara dan saudari kita, mereka yang dengannya kita berbagi keseharian hidup kita. Hubungan manusiwi yang langsung tetap menjadi fundamental bagi pemakluman iman.

Oleh karena itu, saya ingin mengajak orang-orang kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreatifitas yang terbina dan bertanggungjawab bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kirstus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (Bdk. Ef. 1:10). Pewartaan Injil menuntut sebuah komunikasi yang sekaligus penuh hormat dan peka, yang menggugah hati dan menggerakkan kesadaran; cerminan suri teladan Yesus yang bangkit tatkala Ia bergabung bersama para murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (bdk. Lk. 24:13-35). Dengan cara pendekatan-Nya, dialog-Nya bersama mereka, cara-Nya yang lembut menggerakkan hati, mereka perlahan-lahan dituntun kepada suatu pemahaman akan misteri.

Dalam analisis terakhir, kebenaran Kristus merupakan jawaban yang utuh dan otentik bagi kerinduan manusia akan hidup relasi, persekutuan dan makna yang tercermin dalam popularitas jejaring sosial yang meluas. Orang beriman yang memberikan kesaksian iman yang sungguh mendalam tentu memberikan bantuan yang berharga bagi internet agar tidak menjadi sarana yang memerosotkan kepribadian manusia, memanipulasi secara emosional, dan yang memberikan kemungkinan kepada berkuasa untuk memonopoli pendapat orang lain. Sebaliknya, orang beriman mendorong setiap orang untuk terus menghidupkan pertanyaan manusiawi yang abadi sebagai ungkapan kerinduan akan sesuatu yang yang trasenden dan dambaan akan bentuk-bentuk yang otentik dari kehidupan yang patut untuk dihayati. Justru hasrat rohani yang unik manusiawi inilah yang mengilhami upaya kita untuk mencari kebenaran dan persekutuan dan mendesak kita untuk berkomunikasi dengan keutuhan dan kejujuran.

Saya mengundang terutama kaum muda untuk sungguh-sungguh hadir secara berdaya guna di dunia digital. Saya mengulangi lagi undanganku bagi mereka untuk Hari Kaum Muda sedunia di Madrid, dimana teknologi baru sedang memberikan sumbangannya yang besar bagi persiapannya. Dengan pengantaraan pelindungnya St. Fransiskus de Sales, saya berdoa agar Allah menganugerahi para pekerja di bidang komunikasi kemampuan untuk melaksanakan karya mereka dengan sadar dan profesional. Kepada kalian semua, saya memberikan berkat apostolik saya.

Vatikan 24 Januari 2011
Pesta St, Fransiskus de Sales

Benedictus PP XVI

Sunday, May 15, 2011

Membangun kerajaan sendiri dalam Kerajaan Allah


Tidak ada yg salah dengan kemakmuran yg dapat dinikmati dalam pelayanan. Tercapainya keberhasilan akademis, sehat, popularitas kepemimpinan, kekayaan material yg kokoh adalah kompensasi yg wajar dari prestasi keberhasilan dalam pelayanan. Namun menjadi seorang hamba Tuhan seharusnya berorientasi pada habitatnya sebagai hamba (budak/doulos). Orang yg mendedikasikan diri untuk bekerja tanpa syarat dan tidak punya HAK apapun atas diri sendiri. Namun sering kali bukti kerja keras , upaya kesalehan yg dibangun bahkan pengorbanan kita sebagai hamba Tuhan mengubah derajat karakter kita sebagai orang yg BERHAK mendapatkan AWARD  yg ideal bahkan tidak sepantasnya diperlakukan oleh keadaan, orang atau Tuhan dengan kondisi yg menyedihkan.
Kerajaan kenyamanan sering kita dirikan sebagai tuntutan kontribusi atas upaya-upaya logis dari pelayanan yg sudah kita kerjakan, sebagai hasilnya: KENYATAAN menjadi bertabrakan dengan HARAPAN.
Inilah realita pergumulan yg kita hadapi dalam menyatakan spiritualitas iman kepada Allah
 
Mazmur 73:1-28 
Mazmur ini merupakan ungkapan pribadi sedang sakit hati melihat kenyataan hidup yg tidak seharusnya dihadapi oleh seorang hamba Tuhan yg bernama  Asaf. 
Siapakah Asaf itu ?
  • Asaf bukanlah orang yang baru mengenal Tuhan. Ia adalah orang Lewi yang diangkat oleh raja Daud menjadi kepala pelayan di hadapan tabut Tuhan untuk menyanyikan pujian syukur dan memasyurkan nama Allah Israel (1 Taw 16:4-5). Ia adalah worship leadernya Bait Allah!

  • Seorang yang menjaga kekudusan hidup (ay 13)

Sebagai pribadi manusia, seorang hamba Tuhan sekalipun juga dapat mengalami transisi iman, kontraksi karena persoalan bahkan kegoncangan batin. Asaf menyampaikan dengan jujur kegalauan hatinya melihat realita yg tidak sesuai harapan. Ia kecewa karena usahanya untuk mempertahankan hati yang bersih dan membasuh tangannya tanda tidak bersalah ternyata tidak memberikan hasil yang diinginkannya. Ia justru mendapat tulah sepanjang hari dan kena hukum setiap pagi. Mengapa Asaf salah mempersepsikan Allah dalam hidupnya? Karena pelayanan Asaf memiliki konsep mendirikan kerajaan sendiri didalam kerajaan Allah

Rupanya Asaf beranggapan bahwa bila kita setia melayani dan rela berkorban bagi 
Tuhan, maka  Allah HARUS memberikan KOMPENSASI yg lebih besar dari segala 
usahanya. 

Bagaimana kita tahu ada kerajaan sendiri yg sedang dibangun dalam 
kerajaan Allah?
Perhatikan saja bagaimana respon Asaf terhadap persoalan-persoalan umum yg 
juga dihadapibanyak manusia tetapi dia menyatakan frustasinya yg sangat 
mendalam terhadap Allah:
  • Asaf mengalami kekecewaan, kegetiran dan pahit hati serasa ada dipersimpangan jalan.

  • Asaf menjadi cemburu terhadap orang fasik yang walaupun tidak mengenal Allah tetapi makmur: sehat, gemuk, kaya raya, tiada susah dan senang selamanya.  

  • Asaf pun mulai goyah imannya. Ia tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi sampai ia menganggap Allah tidak peduli dengan dirinya. 

Jadi karakteristik dari kerajaan yg sedang dibangun dalam kerajaan Allah adalah sbb:
1. Menempatkan pengabdian kepada Allah bukan sebagai usaha untuk      melayani 
Allah tetapi untuk mendapatkan pelayanan pribadi.
2. Tujuan yg dicapai dalam pelayanan adalah tecapainya kemakmuran
     jasmani 
3. Fokus iman yg dituju dalam pelayanan bukanlah pribadi Allah tetapi diri sendiri.

Dalam pergulatan hidupnya yg sulit, Allah memanfaatkan sebagai kesempatan untuk memproses Asaf , sampai akhirnya Asaf dibawa pada titik perubahan untuk kembali pada dedikasi awal sebagai hamba Tuhan yang melayani tanpa syarat.

Terjadi perubahan konsep berpikirnya , beremosi dan berespon kepada Allah:

a. Dalam kekecewaannya, Asaf tidak meninggalkan pelayanan justru bergiat mencari Allah (ayat 17) "sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka".
Pada saat Asaf mengalami kekecewaan , ia tidak lari dari pelayanannya. namun justru semakin mendekat pada Tuhan, dan mencari jawabannya pada Tuhan. 

b. Dalam ketidak mengertiannya, Asaf tidak menyalah keadaan ataupun orang disekitarnya (Ayat 1,18-20)"Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur"
Konsep berpikir dan pemahamannya mulai diubahkan oleh Tuhan. Ia tidak lagi cemburu terhadap orang-orang fasik yang berhasil dimiliki orang fasik. Sekaang ini yang ia ingini adalah Allah sendiri. 

c. Dalam kebimbangannya, Asaf tetap memilih Allah menjadi tujuan yg sangat menarik lebih dari apapun dan siapapun (Ayat 23-27)
"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."
Ia tidak lagi mengingini kesehatan, kekayaan dan hal-hal lain yang : walaupun kita tidak memiliki apa-apa, tetaplah yang kita ingini selama-lamanya adalah Allah. 
Persoalan yg dihadapi Asaf masih belum diselesaikan Allah, keadaan sulit masih menekan hidupnya, orang-orang fasik masih melemparkan penghinaan kepadanya. Masih belum ada tanda-tanda perubahan disekitarnya! Situasi masih belum berubah tetapi Allah sudah MERESTORASI hati Asaf.

Sekarang ini,
Kerajaan pribadinya dalam pelayanan sudah dirobohkan
Tidak ada lagi kepentingan pribadi yg harus dipertahankan dalam pelayanan.
Dedekasi pelayanan kini kembali utuh dengan merindukan kualitas relasi yg makin dekat dengan Allah, mengekspresikan sukacita lebih dari apapun dan siapapun.

Allah tidak akan pernah melupakan sejumlah pengabdian pelayanan kita
karena janjiNya masih berlaku sampai sekarang ini!....
"Dalam pekerjaan Tuhan, segala jerih lelahmu tidak sia-sia" 
Jadi tanpa kita harus membangun kerajaan sendiri dalam pelayanan. 
Allah so pasti memberikan mahkotaNya kepada kita. Amin
GBU

by Haris Subagiyo

Saturday, May 14, 2011

Jejak kaki.


Pada suatu malam ada seseorang bermimpi. Ia bermimpi bahwa ia sedang berjalan di sepanjang pantai bersama dengan Tuhan. 

Di langit terlihat adegan-adegan dalam hidupnya. Untuk setiap adegan, ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di pasir: satu pasang adalah miliknya dan yang lain adalah milik Tuhan.
 

Ketika adegan terakhir dari hidupnya terlihat di hadapannya, ia melihat kembali pada jejak kaki di pasir. Ia memperhatikan bahwa seringkali di sepanjang jalan hidupnya hanya ada satu pasang jejak kaki. Ia juga memperhatikan bahwa itu terjadi pada waktu-waktu yang paling sulit dan paling menyedihkan dari hidupnya.

Ini betul-betul menyusahkan dia dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal itu. 
"Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dengan aku di sepanjang jalan. Tetapi aku telah memperhatikan bahwa pada waktu-waktu yang paling menyusahkan dari hidupku, di sana hanya ada satu pasang jejak kaki. Aku tidak mengerti mengapa pada saat aku paling membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku".

Tuhan menjawab: "AnakKu, anakKu yang berharga, Aku mencintai engkau dan tidak akan pernah meninggalkan engkau. Pada saat-saat ujian dan penderitaan, ketika engkau melihat hanya ada satu pasang jejak kaki, pada saat itulah Aku sedang menggendong engkau".

Berhentilah Meratapi Kelemahan Diri



Kita mungkin akan merasa geli bila memperhatikan cara terbang loons, sejenis burung penyelam yang banyak terdapat di Danau Piatt, di semenanjung atas Michigan. Amerika Utara dan selatan Eurasia. Loon seukuran bebek besar atau angsa kecil, yang terkadang terlihat mirip dengan kedua jenis binatang itu ketika mereka berenang. Mereka terbang setengah berlari sepanjang beberapa ratus meter di permukaan air sampai akhirnya mereka mencapai kecepatan yang cukup untuk terjun ke dalam air. Ternyata hal ini terjadi karena burung loons memiliki tulang-tulang yang lebih keras dibanding burung lainnya. Berat badan mereka yang besar turut membuat mereka sukar untuk langsung terjun ke dalam air.
Burung loons pun terlihat kaku saat berjalan karena kaki  mereka condong ke belakang tubuhnya. Karena berjalan merupakan hal yang sulit bagi burung ini, maka biasanya mereka akan ditemukan tidak jauh dari sarangnya. Namun, kelemahan-kelemahan ini: tulang yang berat, kaki yang menjorok ke belakang ternyata sangat memberi keuntungan besar. Karena berat badannya yang besar dan keberadaan kakinya ini, burung ini dapat terjun lebih dalam, lebih jauh dan lebih cepat ke dalam air. Hal ini memudahkannya untuk menangkap ikan atau mendapatkan mangsa lainnya. Bahkan burung loon diabadikan sebagai alat transaksi CAD - Canadian Dollar (Dollar Kanada) seringkali disebut Loonie, karena koin mata uang Canada yang bergambarkan burung Loon (spesies yang banyak terdapat di Amerika bagian Utara).
Apa yang kita anggap rugi dalam hidup kita dapat berubah menjadi keuntungan, dan yang tampaknya sebagai kelemahan dapat diubahkan menjadi kekuatan.
Rasul Paulus merasa  senang dan bangga menganggap duri dalam daging yg menjadi kelemahan phisiknya namun justru merupakan instrument yg dipakai oleh Allah untuk menyempurnakan kasih dan kuasa Allah (2 Korintus 12:7-9).
Apakah kelemahan-kelemahan yang membuat hidup Anda menjadi tidak seimbang, merasa kalah berkompetisi, rendah diri, merasa tidak berharga?
Saatnya kita beralih fokus dari kelemahan kita untuk melihat kesempatan yg dapat dikerjakan Allah dalam diri kita, untuk menyempurnakan kasihNya dalam diri kita. Amin.

Penyesuaian Perayaan Ekaristi untuk Anak-anak

oleh: Rm. Emanuel Hane, Pr

1. Pendahuluan
Perayaan Ekaristi adalah kegiatan Gereja sekaligus kegiatan bersama, demi kepentingan umat, termasuk anak-anak yang sudah dibaptis. Anak-anak berhak untuk merayakan Ekaristi sesuai dengan keadaan mereka. Maka kesempatan pertemuan ini merupakan kesempatan baik untuk membagi pengalaman berekaristi dengan anak-anak, agar kita semakin kaya melaksanakan tugas pelayanan di kemudian hari.

2. Belajar dari Pedoman
Untuk pertemuan ini terlebih dahulu saya akan kemukakan beberapa pedoman untuk diperhatikan. Ada keuntungannya. Di satu pihak, dapat meneguhkan kita jika apa yang kita lakukan sungguh sesuai dengan keinginan Gereja, dan di pihak lain dapat membuat kita mawas diri agar perayaan Ekaristi yang kita rayakan bersama anak-anak selanjutnya, tidak terlalu melenceng jauh dari yang diharapkan Gereja universal.

Yang dipedomani adalah direktorium misa dengan anak-anak yang dikeluarkan oleh Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen pada 1 November 1973, dengan judul �Pueros Baptizatos / Directory on Children�s Masses�.[1] Harus diakui bahwa kita punya dua pedoman terbaru tentang Ekaristi, yaitu Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) dan Redemptionis Sacramentum (RS) yang mengatur kegiatan gereja yang satu ini, namun kedua pedoman terbaru itu lebih mengatur perayaan Ekaristi secara umum. Tidak berbicara tentang misa untuk anak-anak. Namun, apa yang digariskan dalam PUMR dan RS sebenarnya sangat mendukung apa yang telah dikemukakan dalam direktorium itu; direktorium yang memberikan peluang kongkrit dan besar buat penyesuaian dalam perayaan Ekaristi dengan anak-anak.

Direktorium ini terdiri dari 3 bab, dengan sub pokok bahasannya masing-masing. Saya pusatkan perhatian pada Bab III yang bertema �Misa Anak-anak di mana beberapa orang dewasa berpartisipasi�. Itupun tidak semua, karena yang dipetik hanyalah yang diperlukan saja.

No. 22: Antara lain menyatakan bahwa dalam perayaan untuk anak-anak, hendaknya anak-anak memainkan peran secukupnya dalam:
(1) persiapan ruangan serta altar [29];
(2) menyanyi dan musik [32],
(3) memaklumkan bacaan suci non Injil [24 dan 27]
(4) menjawab pertanyaan-pertanyaan homilist selama homili dialog berlangsung [48]
(5) membawakan intensi-intensi doa umat, membawa persembahan ke altar, serta beberapa hal lainnya, sesuai dengan kebiasaan setempat [34].

No. 29: Setiap perayaan Ekaristi untuk anak-anak sepatutnya dipersiapkan sebelumnya, ter-utama doa-doa, nyanyian-nyanian, bacaan-bacaan, doa umat, dekorasi, alat-alat serta bahan-bahan persembahan.

No. 30-32: Nyanyian patut disesuaikan dengan kemampuan anak dan kekhasan umat [30]; untuk memudahkan partisipasi anak dalam nyanyian Kyrie, Gloria, Sanctus dan Agnus Dei, hendaknya teks-teks disesuaikan dengan latar belakang psikologis anak [31]; perlu diper-gunakan musik, dan jika perlu anak-anaklah yang memainkan alat-alat musik itu [32]. Hal-hal itu sangat membantu anak-anak untuk berdoa, dan mengangkat madah puji syukur kepada Tuhan.

No. 34: Sebagai kegiatan simbolis, dan sesuai dengan psikologi anak, perlulah beberapa anak berpartisipasi sebagai manusia utuh, khususnya dalam perarakan masuk, perarakan Injil, persiapan persembahan, dan tentu saja untuk yang sudah berkomuni, berarak untuk menerima komuni.

No. 36: Gambar buatan anak-anak, hendaknya dipakai dalam ilustrasi homili, doa umat, serta tema doa-doa, karena akan sangat membantu.

Beberapa Pedoman Dalam Hubungan Dengan Bagian-bagian Misa
No. 39: Untuk membantu anak terbiasa dengan perayaan misa bersama kaum dewasa, hendaknya upacara dan teks tertentu tidak boleh diubah, seperti: aklamasi-aklamasi dan jawaban umat atas salam imam, Bapa Kami, rumusan Triniter di waktu berkat akhir misa. Syahadat Para Rasul (syahadat singkat) dapat dipergunakan (lihat juga no. 49), tetapi mereka juga hendaknya dibiasakan dengan Syahadat Panjang.

A. Ritus Pembuka:
No. 40: Diizinkan juga untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu dalam ritus pembuka, tetapi hendak selalu diakhir dengan doa pembuka.

B. Liturgi Sabda:
No. 42: Di hari Minggu dan hari raya, 3 bacaan dapat dikurangi menjadi 2 atau 1 bacaan. Injil hendaknya selalu ada.
No. 43: Konferensi para uskup dapat mempersiapkan lectionarium untuk anak-anak.
No. 47: Perhatian besar sesungguhnya diberikan kepada elemen-elemen liturgi sabda untuk membantu anak-anak memahami bacaan-bacaan suci. Maka perlu ada introduksi menjelang bacaan berupa penjelasan konteks bacaan, penjelasan tentang sabda dalam hubungan dengan hidup para kudus yang diperingati.
No. 48: Homili kepada anak-anak dapat berupa dialog dengan mereka. Dapat ditambahkan dari no. 24: Bila pastor paroki atau pengurus gereja setuju, maka seorang awam yang mampu, dapat membawakan homili, terlebih jika imam sukar menyesuaikan diri dengan alam pikiran anak-anak.

C. Doa-doa Presidensial:
No. 51: Karena doa-doa presidensial Misale Romawi lebih diuntukkan bagi kaum dewasa, maka dapat disesuaikan dengan keadaan anak, seraya mempertahankan maksud dan isi doa-doa itu.
No. 52: Sebagai pusat dan puncak perayaan Ekaristi, Doa Syukur Agung (DSA) patut didaraskan sedemikian rupa agar menarik anak-anak dan sepatutnya anak-anak berpartisipasi di dalamnya dengan aklamasi.
Puji Tuhan karena DSA 8-10 dalam TPE 2005 telah menjawabi kebutuhan kita yang terakhir ini (ada aklamasi).

D. Upacara-upacara sebelum Komuni:
No. 53; Sesudah DSA, hendaknya selalu menyusul Bapa Kami, pemecahan Roti dan undangan untuk berkomuni, karena ketiga (3) unsur itu penting sebagai unsur pembentuk bagian misa ini.

E. Ritus Penutup:
No. 54; Sebelum berkat akhir dan pengutusan, perlu ada pengarahan singkat dan peringatan untuk melaksanakan apa yang telah dirayakan (khususnya amanat/pesan Tuhan), agar hubungan antara perayaan Ekaristi dan hidup jelas dilihat oleh anak-anak.
Jika masih ada hal lain dalam direktorium itu yang belum disinggung, silahkan pelajari sendiri.

3. Apa yang dapat kita laksanakan?
Walaupun hanya beberapa nomor pedoman misa dengan anak-anak yang dikemukakan dalam pertemuan ini toh menurut saya sudah ada pegangan secukupnya yang membantu kita sharing sekaligus mempersiapkan diri untuk melayani anak-anak dalam karya kita selanjutnya sebagai pembina iman anak.

Supaya kemungkinan lebih terbuka kepada para peserta untuk berefleksi, sharing pengalaman dan saling memperkaya dalam praktek yang satu ini, saya hanya mengemukakan satu dua tambahan ala kadarnya.

Pandangan umum yang saya utarakan sebelumnya adalah hubungan kuat antara hidup harian dengan perayaan itu sendiri. Bahwa hidup sebelum perayaan mengarah kepada dan memuncak di dalam perayaan Ekaristi, dan hidup selanjutnya merupakan perwujudannya, karena Ekaristi adalah Puncak kehidupan kita.

Di samping itu, hidup harian kita berkaitan erat dengan Ekaristi sebagai sumber, karena dari Ekaristilah kita memperoleh kekuatan Ilahi guna melaksanakan kegiatan kristiani kita termasuk pelayanan kita kepada anak-anak.

Persiapannya baik yang jauh (praeparatio remota) maupun yang dekat (proxima), yang terjadi dalam hidup harian sungguh penting. Ia bahkan dipandang sebagai bagian dari perayaan Ekaristi itu sendiri. Sehingga orang yang mempersiapkan diri serta anak-anak guna merayakan Ekaristi dengan baik, dapat dikatakan sudah memulai kegiatan itu sendiri. Dan persiapan yang dimaksud adalah persiapan lahir batin. Merayakan Ekaristi tanpa persiapan lahir batin akan sangat membosankan. Begitu juga dengan usaha-usaha perwujudannya dalam hidup. Apa pengalaman Anda dalam hal ini?

Yang sudah biasa dilakukan dalam persiapan perayaan Ekaristi adalah:
(1) Persiapan nyanyian dan musik untuk perayaan itu sendiri. Dalam hubungan dengan unsur liturgi ini, saya ingin ketengahkan bahwa nyanyian dan musik liturgi yang baik adalah yang melayani liturgi. Apa komentar Anda tentang hal ini?
(2) Persiapan ruangan (tempat perayaan), dekorasi, sarana homili, dan alat serta bahan persembahan. Apa pengalaman Anda?
(3) persiapan teks, baik doa maupun bacaan Kitab Suci. Apa pengalaman Anda?
Dalam perayaan itu sendiri, ada banyak sekali yang sudah kita laksanakan. Maka, kesempatan seluasnya diberikan kepada peserta.
Mengenai hidup sebagai kelanjutan dari perayaan, perlu saya kemukakan pertanyaan kecil ini: Apa pernah ada evaluasi bersama anak-anak? Apa yang Anda temukan dari anak-anak dan apa pengalaman Anda?

4. Penutup
Sebelum mengakhiri makalah sederhana ini, saya ingin tekankan bahwa perayaan Ekaristi juga adalah karya Tuhan, bukan melulu usaha manusia saja. Sebagai karya manusia, kita hendaknya melaksanakan hal-hal manusiawi kita dengan baik. Sebab di dalam Ekaristi, terdapat puncak karya kita memuji dan memuliakan Tuhan. Walaupun memuji dan memuliakan Tuhan tidak pernah menambah kemuliaan Tuhan, kita puji Dia atau tidak, Dia tetap tinggi, terhormat dan mulia. Toh kita hendaknya memuji dan memuliakan Dia, karena disitulah terletak kehormatan dan keselamatan kita.[2]
Sebagai karya Tuhan, hendaknya kita juga membiarkan Tuhan berkarya dengan cara-Nya sendiri dalam diri kita, terlebih dalam diri anak-anak. Sebab Ekaristi adalah puncak karya Allah menguduskan kaum beriman. Dan hanya kalau kita memiliki selera yang baik mengenai cara melaksanakan perayaan Ekaristi dengan baik, maka kita akan merasakan dampak kegiatan kita itu dalam hidup kita dan hidup anak. *** (Penulis adalah Dosen Liturgi di Seminari Tinggi St. Mikael, Kupang)

[1] �Directory on Children�s Masses�, dalam The Conciliar and Post Conciliar Documents, A. Flannary (ed.), Northport, New York, 1981, hlm. 261ss.[2] Prefasi Umum IV, TPE 2005, KWI, Kanisius, 2005, hlm. 99

Sumber : http://www.liturgi.web.id/

Wednesday, May 11, 2011

Doa Rosario Disertai Doa Permohonan Umat


Berikut contoh Doa Rosario (Peristiwa Mulia) yang disertai doa-doa permohonan (doa umat). Biasanya dilaksanakan pada bulan Mei dan Oktober atau pada saat-saat khusus tertentu. Semoga bermanfaat bagi katekese dan semoga membantu para pemandu/ketua lingkungan/Seksi liturgi dalam memandu Doa Rosario.

Nyanyian Pembukaan (misal dari PS. No. 524 : Kristus Bangkit)

Doa Pembukaan
Ya Allah Bapa yang maha pengasih, kami bersyukur atas berkat dan karuniaMu yang menyertai kami sepanjang hari ini, sehingga pada sore hari ini kami boleh berkumpul bersama untuk mempersembahkan doa rosario. Bapa curahkanlah Roh Kudus dan terangilah hati dan pikiran kami, sehingga kami dapat berdoa sepenuh hati dan mempersembahkan yang terbaik untuk kemuliaan namaMu. Ya Allah yang Maharahim ampunilah terlebih dahulu dosa dan kelalaian kami, bersihkanlah hati dan diri kami sehingga kami layak untuk menghaturkan doa-doa kami, dan semoga permohonan-permohonan kami boleh berkenan dihadiratMu. Terimalah ya Bapa doa dan permohonan kami demi kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, dahulu, kini dan sepanjang masa. Amin.

Doa Rosario
* Aku Percaya �
* Kemuliaan �
* Bapa Kami �
* Salam Putri Allah Bapa. Salam Maria �
* Salam Bunda Allah Putera. Salam Maria �
* Salam Mempelai Allah Roh Kudus. Salam Maria �
* Kemuliaan �
* Terpujilah ...
* Ya Yesus yang baik, ...

* Peristiwa Mulia I : Tuhan Yesus Bangkit Dari Kematian
* Doa Permohonan: Bagi Gereja :Ya Bapa, Allah dan pengharapan kami Engkau telah mempersatukan kami dalam persekutuan gerejaMu. Berkatilah ya Bapa, GerejaMu dan curahkanlah rahmat kasih dan kedamaian bagi gereja kami, sehingga semua umat selalu bersatu, rukun dan damai untuk mewartakan kasihMu dan membangun kehidupan gerejani sesuai dengan kehendakMu dan nntuk kemuliaan nama Mu, kami mohon��
* Bapa Kami �
* Salam Maria � 10 X
* Kemuliaan �
* Terpujilah �
* Ya Yesus yang baik, ...

* Peristiwa Mulia II : Tuhan Yesus Naik Ke Surga
* Doa Permohonan: Bagi para pemimpin Bangsa dan Negara :Ya Bapa, Berkatilah para pemimpin bangsa dan negara kami agar mereka mampu melaksanakan tugas mereka dengan penuh tanggungjawab, Karuniakanlah rahmat kebijaksanaanMu sehingga mereka dapat memimpin dengan bijaksana dan lebih memperhatikan kehidupan rakyat yang mereka pimpin, dampingilah mereka dalam tugas dan kepemimpinan mereka, sehingga terciptalah kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsa dan negara kami. Kami mohon��
* Bapa Kami �
* Salam Maria � 10 X
* Kemuliaan �
* Terpujilah �
* Ya Yesus yang baik, ...
* Nyanyian PS. No. 628 : Salam Bagimu Maria

* Peristiwa Mulia III : Roh Kudus Turun atas Para Rasul
* Doa Permohonan: Bagi mereka yang miskin dan menderita : Ya Bapa, kami berdoa bagi saudara-saudara kami yang miskin dan menderita, atau diterpa berbagai macam permasalahan. Kuatkanlah dan tabahkanlah mereka dalam menghadapi dan menanggung salib hidupnya. Juga bukalah hati kami untuk selalu peka pada penderitaan dan kebutuhan sesama. Kami mohon ��..
* Bapa Kami �
* Salam Maria � 10 X
* Kemuliaan �
* Terpujilah �
* Ya Yesus yang baik, ...

* Peristiwa Mulia IV : Bunda Maria Diangkat ke Surga
* Doa Permohonan: Bagi umat semua umat Lingkungan: Ya Bapa, berkenanlah menuntun dan memberkati segala kegiatan serta pelayanan dalam lingkungan kami, semoga kami tetap setia dalam semua kegiatan pelayanan dan bermanfaat bagi perkembangan hidup rohani umatmu. Kami mohon .................
* Bapa Kami �
* Salam Maria � 10 X
* Kemuliaan �
* Terpujilah �
* Ya Yesus yang baik, ...
* Nyanyian PS. No. 632 : Dengarkanlah Maria

* Peristiwa Mulia V : Bunda Maria Dimahkotai di Surga
* Doa Permohonan: Bagi semua yang hadir disini :Ya Bapa, berkatilah kami semua yang hadir disini agar kami selalu diteguhkan dalam iman kami sebagai anak-anak Allah yang engkau pilih dan Engkau kasihi, Semoga kami semakin berani menjadi saksi cintakasihMu dengan memperhatikan dan mencintai sesama kami, terlebih mereka yang menderita dan tersisihkan. Semoga kami mampu menghayati peran kami sebagai putera-puteri-Mu, Allah yang mahaagung, dan selalu setia menjaga kesucian diri kami. kami mohon ...
* Bapa Kami �
* Salam Maria � 10 X
* Kemuliaan �
* Terpujilah �
* Ya Yesus yang baik, ...

Doa Penutup
Allah Bapa Mahakasih, Engkau telah memilih Bunda Maria, sebagai perantara penjelmaan PuteraMu ke dunia. Kesetiaan yang telah ditunjukkannya sampai pada Salib merupakan teladan bagi kami untuk mengabdi kepadaMu sehabis-habisnya. Kuatkanlah kami dalam perjalanan hidup kami. Semoga apapun yang terjadi, kami takkan pernah terpisahkan dari kasih dan karuniaMu. Demi Kristus Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin

Nyanyian Penutup (PS. No. 644 : Santo Yusuf Yang Menjaga)

Sunday, May 8, 2011

Katekese Liturgi

Katekese Liturgi
Suatu Keharusan
Rm Karnan Ardijanto, Pr

Bapa konsili melihat bahwa perayaan liturgi, terutama perayaan Ekaristi, merupakan puncak yang dituju oleh seluruh kegiatan dan karya kerasulanan Gereja, sekaligus merupakan sumber segala daya kekuatannya Sacrosanctum Concilium (SC 10] Sedangkan Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) menambahkan bahwa pekerjaan sehari-hari dalam kehidupan Kristen juga berkaitan erat dengan perayaan Ekaristi: bersumber dari padanya dan tertuju kepadanya (PUMR 16). Dengan kata lain, liturgi merupakan sumber utama yang tak tergantikan untuk menimba semangat kristiani yang sejati. Hal ini mengandaikan dan menuntut partisipasi sadar, aktif dan sepenuhnya dari kaum beriman yang mengambil bagian dalam perayaan liturgi (SC 19).

Dewasa ini haruslah diakui bahwa di mana-mana tingkat partisipasi umat beriman dalam perayaan Ekaristi sudah menunjukkan kemajuan dan sernakin meningkat, namun tidak sedikit juga umat yang terus saja pasif dan kurang bergairah dalam mengikuti perayaan Ekaristi, Rendahnya tingkat partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi ini dapat disebabkan oleh motivasi yang keliru: motivasi "wajib" dan "hanya ikut" karena setiap orang yang sudah dibaptis harus ke gereja pada hari minggu (Mayor, 1999: 2). Alasan lain yang lebih mendasar kiranya adalah kurang atau rendahnya pengertian dan pemahaman sebagian besar umat beriman ten tang perayaan Ekaristi itu sendiri (Roguet, 1984: 5).

Kenyataan ini menyisakan suatu tantangan dan tugas besar bagi seluruh umat beriman untuk menjadikan liturgi, terutama perayaan Ekaristi, sungguh sebagai puncak yang dituju oleh seluruh hidup Gereja dan hidup sehari-hari umat beriman, dan sekaligus sebagai sumber rahmat bagi pengudusan manusia dan pemuliaan Allah. Bagaimana perayaan liturgi, terutama perayaan Ekaristi, dapat menjadi peristiwa yang menarik, mengesan, mengena, sekaligus menjadi sumber rahmat dan daya kekuatan bagi jemaat untuk menghayati iman dan melaksanakan perutusan di tengah kehidupan harian mereka. Berbagai usaha menjadikan perayaan Ekaristi menjadi menarik, mengesan, dan mengena telah dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya: perayaan Ekaristi yang disesuaikan dengan adat budaya tertentu, penggunaan bahasa dan budaya setempat, kehadiran para petugas liturgi yang trampil dan terlatih, tata ruang yang anggun dan berbagai usaha sejenisnya. Semua upaya ini patutlah kita sambut dengan penuh syukur, namun kiranya segala usaha tersebut lebih menekankan segi lahir dan kelihatan dari perayaan Ekaristi itu sendiri, serta belum begitu menyentuh alasan utama rendahnya tingkat partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi, yakni motivasi yang tepat dan kurangnya pemahaman umat beriman akan hakekat perayaan Ekaristi.

Para bapa konsili melihat bahwa usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan partisipasi dan penghayatan umat beriman dalam perayaan Ekaristi adalah melalui pendidikan liturgi bagi kaum beriman. Oleh karena itu para bapa konsili berkata:

Bunda Gerda sangat menginginkan, supaya semua orang beriman dibimbing ke arah keikutsertaan yang sepenubnya, sadar dan aktif dalam perayaan-perayaan Liturgi ... Maka dari itu dalam seluruh kegiatan pastoral mereka, para gembala jiwa harus mengusahakannya dengan rrgin melalui pendidikan yang seperlunya (SC 14).

Hendaklah para gembala jiwa dengan tekun dan sabar mengusahakan pembinaan liturgi kaum beriman serta keikutsertaan mereka secara aktij, baik lahir maupun batin, sesuai dengan umur, situasi, corak hidup dan taraf perkembangan religius mereka (SC I9).

Perlulah disadari bahwa partisipasi sadar, aktif, dan sepenuhnya pertama-tama dan terutama berasal dari hakekat liturgi itu sendiri dan berdasarkan Imamat umum kaum beriman yang telah mereka terima melalui sakramen permandian (SC 14). Liturgi sebagai tindakan Kristus sekaligus tindakan Gereja rnenjadikan perayaan liturgi sebagai perayaan jemaat. Jemaatlah yang menjadi subyek dan partisipan aktif; mereka bukan penonton yang pasif. Berkat anugerah Imamat umum, umat beriman berhak dan wajib untuk mengungkapkan imamat umum mereka bersama dengan seluruh Gereja dalam perayaan liturgi.

Partisipasi secara sadar, aktif, dan sepenuhnya dari umat beriman juga memungkinkan mereka menghadiri perayaan liturgi dengan sikap-sikap yang serasi: kesesuaian isi hati dengan apa yang mereka ucapkan (SC 11), antara sikap batin dengan ungkapan lahir; antara apa yang mereka imani (lex credendi) dengan apa yang mereka nyatakan (lex orandi).

Bagi para bapa konsili, pendidikan liturgi bukanlah suatu penawaran atau anjuran, melainkan suatu keharusan bagi para gembala jiwa (SC 14), karena salah satu tugas utama mereka adalah pembagi rahmat dan misteri-misteri Allah (SC 19). Dalam melaksanakan pendidikan liturgi ini, para gembala dianjurkan untuk melakukannya dengan rajin, tekun, dan sabar SC 14 dan SC 19). Dengan rajin berarti bahwa para petugas pastoral dituntut untuk melaksanakannya dengan terus menerus tanpa henti. Usaha mereka yang rajin dan tanpa henti itupun masih perlu ditunjang dengan ketekunan dan kesabaran mengingat bahwa tidaklah selalu mudah melaksanakan pendidikan liturgi bagi kaum beriman. Tidak sedikitlah tantangan, kesulitan, hambatan, dan kemungkinan gagal. Menghadapi semua ini para pelayan tertahbis dan non tertahbis diharapkan memiliki kegigihan, ketekunan dan kesabaran dalam membina kaum beriman.

Selain melalui pendidikan liturgi, bapa-bapa konsili, dalam Deklarasi ten tang Pendidikan Kristen,juga menyatakan bahwa peningkatan partisipasi umat beriman dalam perayaan liturgi dapat dilakukan melalui kegiatan katekese. Kegiatan katekese yang sejati senantiasa mengarahkan peserta untuk merayakan iman mereka dalam perayaan-perayaan liturgi Gereja:

Di antaranya yang utama ialah pendidikan kateketis, yang menyinari dan meneguhkan iman, menyediaean santapan bagi hidup menurut seman gat Kristus, mengantar kepada partisipasi yang sadar dan aktif dalam misteri Liturgi, dan menggairahkan kegiatan merasul (GE 4).

Pernyataan para bapa konsili tersebut ditegaskan kembali oleh Petunjuk Umum Katekese (2000) ketika membicarakan tentang tugas katekese:

" ... katekese, bersama dengan memrgukan pengetahuan tentang arti liturgi dan sakramen-sakramen, harus juga mendidik para murid Kristus untuk doa, ucapan .ryukur, tobat, berdoa dengan penuh keper- ccryaan, untuk seman gat menjemaat, untuk mengerti dengan tepat arti Credo ... karena semua ini perlu bagi hidup liturgis (PUK 85).

" ... pembinaan liturgis ... harus menjelaskan apa itu liturgi Kristen, dan apa itu sakramen. Katekese harus juga memberikan pengalaman tentang macam-macam perayaa� yang berbeda, dan harus membuat simbol-simbol, gerak-gerak, dan sebagaitrya yang dikenal dan dicintai" (PUK 87).

Petunjuk Umum Katekese (PUK 85 dan 87) juga menyebutkan berbagai bahan pembinaan liturgi bagi cmat beriman, yakni: arti dan makna liturgi Kristen, sakramen-sakramen atau perayaan liturgi lainnya, simbol-simbol dan gerakan liturgi, dan sebagainya. Selain itu katekese juga diharapkan membentuk dalam diri umat beriman sikap-sikap yang dituntut dan diperlukan oleh setiap perayaan liturgi, misalnya doa, ucapan syukur dan pujian, tobat, berdoa dengan penuh kepercayaan, semangat menjemaat, dan sejenisnya, Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa katekese secara khusus juga mempersiapkan umat beriman untuk memasuki sakramen-sakramen inisiasi secara bertahap.

Dewasa ini patutlah disyukuri dengan adanya berbagai usaha pendidikan liturgi bagi umat beriman yang sudah dilaksanakan oleh berbagai pihak. Pertama yang perlu disebut adalah pendirian Institute Liturgi (ILSKI = Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia) di Bandung, namun perlu ditanyakan sejauh mana lembaga ini juga mengusahakan pendidikan liturgi bagi umat beriman dan sejauh mana kerjasama dengan Kornisi Liturgi KWI dalam mengusaha-kan pendidikan sejenis. Usaha-usaha lain yang dilakukan melalui media cetak: buku-buku, majalah-majalah, bulletin atau leaflet, dan sejenisnya di berbagai tingkat baik parokial maupun keuskupan ataupun nasional.

Pembinaan liturgi bagi para petugas liturgi juga banyak dan kerap kali dilaksanakan di begitu banyak tempat, namun dalam pengamatan kami tak jarang pembinaan tersebut memiliki titik tekan pada pembinaan teknis untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab para petugas liturgi; sedangkan pembinaan liturgis atau biblis ataupun teologis kurang mendapatkan perhatian secukupnya. Upaya lain yang dilakukan Komisi Liturgi KWI adalah menetapkan bulan Mei sebagai Bulan Liturgi Nasional. Komisi Liturgi KWI juga menawarkan bahan dan kegiatan yang dapat diwujudkan selama bulan liturgi tersebut, namun dalam kenyataannya hanya sebagian kecil paroki saja yang menaruh perhatian terhadapnya.

Menurut hemat kami, kecilnya perhatian paroki-paroki pertama-tama tidak disebabkan oleh rendahnya minat para gembala atau umat beriman terhadap liturgi, namun penetapan waktunya yang dirasa kurang tepat. Bulan Mei biasanya paroki-paroki baru saja menyelesaikan kesibukan mereka dengan peristiwa Pekan Suci dan belum sempat "cooling down." Bulan tersebut mereka juga memfokuskan perhatian kepada kegiatan devosi kepada Santa Perawan Maria. Apakah tidak dimungkinkan perubahan penetapan Bulan Liturgi Nasional dari bulan Mei ke bulan lain sehingga ada cukup waktu untuk mempersiapkannya dengan perhatian yang tidak terbagi sehingga gema Bulan Liturgi Nasional juga terasa di paroki-paroki.

Tak kenal, maka tak sayang. Kiranya ungkapan ini tepat untuk dikenakan pada liturgi kita. Kurangnya pemahaman akan liturgi menjadikan orang kurang terlibat dan berpartisipasi dalam liturgi dan akhirnya kurang dapat memetik dan menikmati rahmat pengudusan yang diperlukan untuk menghayati hidup harian kita dalam Tuhan. Akhirnya pendidikan liturgi menjadi suatu keharusan yang tidak pernah boleh diabaikan oleh para gembala (maupun para petugas pastoral non tertahbis) baik sebagai jawaban atas seruan konsili maupun aktualisasi tugas mereka sebagai pembagi rahmat misteri penyelamatan Allah sekaligus juga sebagai aktualisasi imamat umum kaum beriman.

Rm Karnan Ardijanto, Pr
(Penulis adalah Ketua Komkat Keuskupan Surabaya)

Sumber : http://www.imankatolik.or.id/

Thursday, May 5, 2011

Bekas Luka yang menjadi Tanda Kasih

Memori kehidupan tak selamanya terbingkai menjadi kenangan indah, yg menguatkan dan mengubahkan. Bahkan kadang munculnya memori masa lalu seolah-olah membuka luka lama yg tak mungkin terobati.  Seribu dendam masih tersimpan, letupan kemarahan tak lagi terkendali dan siksaan batin kembali menekan.

Manusia tak mudah menghapus memori masa lalu tetapi kita dapat mengantikan materi memori masa lalu dengan pengalaman yg baru. Bekas-bekas lukapun dapat kita ubah menjadi kekuatan yg melahirkan manfaat besar.
Mungkinkah memori kelam diubahkan menjadi harapan, sukacita dan kekuatan menata masa depan?

Yohanes. 20:20 
�Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan�. 

Dengan kekuatan DiriNya sendiri sebenarnya Yesus mampu melepaskan dari hukuman salib. Tetapi faktanya Yesus bersedia menerima penyaliban dengan rela. bahkan Dia sama sekali tidak menggunakan kuasa mukjizatNya untuk menyelamatkan diri dan melumpuhkan musuh-musuhNya.
Saat Yesus bangkit dari kematianNya, Dia juga tidak menggunakan kuasaNya untuk memulihkan kembali luka-luka yang masih terbuka di tangan, dilambung dan dikakiNya . Tanda luka-luka yang terdapat di tubuh Kristus yang bangkit tetap diperlihatkan secara nyata.

Bahkan secara vulgar tubuh kebangkitan Kristus yang mulia diperkenalkan kepada para murid melalui tanda luka-luka .Dia tidak meniadakan tanda-tanda penderitaanNya dalam tubuh kemuliaanNya.  Hal ini menyatakan bahwa Kristus yang bangkit tidak keberatan menerima tanda luka-luka ketidakadilan dan kekejaman dengan kasihNya yang tanpa syarat.

Pemahaman teologis ini sangat penting kita mengerti karena membuka perspektif terhadap luka-luka yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari.  
Mengapa Tuhan Yesus membiarkan luka-lukanya tetap menganga ditengah kemampuanNya untuk memulihkan total keadaan tubuhNya? 
Yang dikerjakan  Yesus dengan luka-lukaNya adalah lebih dari sekedar tampilan PENERIMAAN DIRI terhadap kekejaman dan ketidakadilan salib, namun dalam eksistensi yg pernah terluka sekalipun Kristus tetap konsisten untuk BERKARYA. tidak menjadi korban dari luka justru mengoperasikan luka-luka sebagai sarana untuk tetap MEMBERI.

a. Luka-luka menyatakan identifikasi Diri Kristus (Lukas 24 : 39)

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah  karena hantu tidak ada daging  dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

Kesulitan besar akan dialami para murid untuk mengenal pribadi Yesus yg bangkit jika secara phisik tidak terdapat tanda-tanda yg dapat mengingatkan mereka tentang peristiwa penyaliban, siksaan dan kematianNya. Jadi luka-luka yang menyobek tubuhNya diubah bentuk menjadi tanda pengenal diriNya dan tanda kemuliaan dari kebangkitanNya.

b. Luka yang memberikan Damai sejahtera (Yoh. 20:21-22).

Melalui tanda luka-luka yang telah dialami Yesus justru dipakai untuk menyatakan berkat Allah, yaitu: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus�
Luka-luka yang menyakitkan itu bukan dipakai oleh Tuhan Yesus sebagai alasan untuk membalas dendam, tetapi dipakai oleh Tuhan Yesus sebagai media untuk menyatakan damai-sejahtera dari Allah.

b.. Luka-luka yg membangkitkan Iman (Yoh. 20:25-27).

Tomas bersikap ragu-ragu dan akan percaya kepada Kristus yang bangkit jikalau dia dapat melihat dan menyentuh luka-luka Yesus. Tomas berkata: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya"  Untuk meneguhkan Tomas yang ragu-ragu, Kristus yang bangkit berkenan memperlihatkan seluruh luka-luka yang pernah dideritaNya sambil berkata: �Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayala" (Yoh. 20:27).

Tanda luka-luka Kristus tersebut justru menjadi berkat keselamatan bagi Tomas yang tidak percaya dan ragu-ragu

c. Luka yg memberikan Pengampunan

Persoalan yg serius dengan luka-luka adalah memori yg membenarkan diri untuk membalas kejahatan kepada pihak yg telah bersikap merendahkan, memusuhi dan melukai. Goresan luka itu sangat menyayat hati sehingga sangat sulit untuk disembuhkan. Fenomena kebangkitan Kristus dengan tanda-tanda luka yg masih segar justru dijadikan sebagai bukti pengampunan. Kristus yg bersedia memaafkan kesalahan setiap orang yang telah melukai tubuh dan hatiNya.

Pehatikan saat tergantung di atas kayu salib, Tuhan Yesus mengucapkan doa: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat� (Luk. 23:34).

Bagaimana dengan sikap kita?

Setiap orang pernah menyimpan luka dalam dirinya. Kemungkinan yg paling spontan dari sikap kita adalah: membiarkan luka-luka tidak segera dipulihkan dan terus diberi kesempatan mengambil tempat semakin dalam. Hati kita menjadi tempat sampah yg menyimpan semua benda yg seharus dibuang malah sengaja kita simpan didalam almari pakaian secara rapi.

Banyak orang sehat secara jasmani tetapi sakit jiwanya, ia menjadi  pribadi yg kehilangan kebahagiaan hidup karena  terus-menerus diperbudak oleh kemarahan dan kebencian kepada orang lain yg memusuhinya. Makna kebangkitan Kristus tidak membawa pengaruh yang berarti untuk memberikan pengampunan sebagai bagian yang harus dipraktekkan secara nyata.

Ekspresi iman kepada Kristus yang bangkit seharusnya  dinyatakan dengan kesediaan diri membuka diri untuk dipulihkan oleh luka-luka Kristus. Apabila luka-luka kita belum dipulihkan oleh luka-luka Kristus yang bangkit, maka kehidupan kita akan cenderung untuk melukai setiap orang yang ada di sekeliling kita.

Manakala luka-luka kita telah dipulihkan oleh kematian dan kebangkitan Kristus, tidak dapat disangkal bahwa transformasi luka-luka diri kita justru akan menjadi sarana kesaksian yg menyebarkan kasih, kedamaian, harapan, sukacita, pengampunan kepada orang-orang disekitar kita.

Kuasa kebangkitan Kristus itu sudah dinyatakan untuk mereformasi sistem kerja hati kita!
Dengan kuasaNya kita pasti dimampukan untuk melakukan pekerjaan iman yg bermanfaat bagi dunia ini.
Jadi, ubahlah luka-luka diri kita bukan sebagai alasan untuk menghancurkan tetapi sebagai motivasi untuk membangun iman, menumbuhkan harapan dan melahirkan kasih. Amin

God BlesU all
Have Nice day


by Haris Subagiyo

Paus Yohanes Paulus II: Rasul Perdamaian bagi Segala Bangsa

Suatu yang menunjukkan bahwa karyanya telah menjadi �batu penjuru� dalam dunia modern dan betapa sikapnya yang teguh terhadap nilai-nilai kebenaran dan moralitas telah begitu meng-inspirasi dunia dan, dapat dilihat dari daftar peserta resmi pemakaman beliau. Belum pernah ada dalam sejarah ada pemakaman tokoh sebesar beliau yang menggambarkannya sungguh-sungguh sebagai Rasul Perdamaian bagi Segala Bangsa.

Daftar ini adalah daftar para pemuka dunia pada pemakaman Paus Yohanes Paulus II yang mengikuti acara ini secara resmi. Pemakaman Paus Yohanes Paulus II dimulai setelah wafatnya pada 2 April 2005 di Vatikan. Sebelum undangan resmi dikirimkan oleh Kolese Para Kardinal, kurang lebih 200 negara sudah mengungkapkan rasa simpati untuk mengirimkan wakil pada pemakaman Paus Yohanes Paulus II, yang berlangsung pada 8 April 2005.

Pada upacara pemakaman ini, para pemuka ini duduk secara alfabetis menurut ejaan negara mereka dalam bahasa Perancis. Berikut daftar mereka yang hadir dalam pemakaman Paus Yohanes Paulus II, Sang Rasul Perdamaian bagi Segala Bangsa.

EROPA

Albania
� Alfred Moisiu, Presiden Albania
� Fatos Nano, Perdana Menteri Albania
� Rexhep Meidani, mantan Presiden Albania
� Sali Berisha, mantan Presiden Albania

Andorra
� Joan Enric Vives Sic�lia, Pangeran Bersama Andorra
� Uskup Urgell
� Marc Forn� Moln�, Perdana Menteri Andorra

Armenia
� Andranik Markaryan, Perdana Menteri Armenia

Austria
� Heinz Fischer, Presiden Austria
� Margit Fischer, istri presiden
� Wolfgang Sch�ssel, Kanselir Austria
� Hubert Gorbach, Wakil Kanselir
� Andreas Khol, Kepala Dewan Nasional Austria

Belanda
� Jan Peter Balkenende, Perdana Menteri Belanda

Belgia
� Raja Albert II, Raja Belgia
� Ratu Paola, permaisuri raja
� Guy Verhofstadt, Perdana Menteri Belgia
� Herman de Croo, Ketua Parlemen Majelis Rendah
� Didier Reynders, Wakil Perdana Menteri

Bosnia dan Herzegovina
� Borislav Paravac
� �efik D�aferovic
� Bari�a Colak

Britania Raya
� Pangeran Charles, mewakili Ratu Elizabeth II
� Tony Blair, Perdana Menteri Britania Raya
� Cherie Blair, istri Perdana Menteri
� Michael Howard, Ketua Partai Konservatif
� Charles Kennedy, Ketua Partai Liberal
� Paul Murphy, Menteri Urusan Irlandia Utara

Bulgaria
� Georgi Purvanov, Presiden Bulgaria

Republik Ceko
� V�clav Klaus, Presiden Ceko
� Cyril Svoboda, Menteri Luar Negeri

Denmark
� Ratu Margrethe II, Ratu Denmark
� Pangeran Henrik
� Anders Fogh Rasmussen, Perdana Menteri Denmark

Estonia
� Arnold R��tel, Presiden Estonia

Finlandia
� Matti Vanhanen, Perdana Menteri Finlandia

Hongaria
� Ferenc M�dl, Presiden Hongaria
� Dalma M�dl, istri presiden
� Ferenc Gyurcs�ny, Perdana Menteri Hongaria
� Katalin Szili, Ketua Parlemen
� Viktor Orb�n, mantan Perdana Menteri Hongaria

Irlandia
� Mary McAleese, Presiden Irlandia
� Martin McAleese, suami presiden
� Bertie Ahern, Perdana Menteri Irlandia
� Mary Harney, Wakil Perdana Menteri
� Enda Kenny, Ketua Fine Gael

Italia
� Carlo Azeglio Ciampi, Presiden Italia
� Silvio Berlusconi, Perdana Menteri Italia

Jerman
� Horst K�hler, Presiden Jerman
� Gerhard Schr�der, Kanselir Jerman
� Joschka Fischer, Menteri Luar Negeri
� Wolfgang Thierse, Ketua Bundestag (Parlemen)
� Dieter Althaus, Perdana Menteri Th�ringen dan Wakil Ketua Dewan Federal Jerman
� Edmund Stoiber, Perdana Menteri Bayern dan Ketua Uni Sosial Kristen
� Angela Merkel, Ketua CDU (Partai Konservatif Kristen Utama dalam oposisi)

Kroasia
� Stjepan Mesic, Presiden Kroasia
� Ivo Sanader, Perdana Menteri Kroasia

Latvia
� Vaira Vike-Freiberga, Presiden Latvia

Liechtenstein
� Pangeran Hans-Adam II, Pangeran Liechtenstein
� Putri Marie Agla�
� Pangeran Maximilian Nikolaus Maria

Lituania
� Valdas Adamkus, Presiden Lituania

Luksemburg
� Adipati Henri, Adipati Agung Luxemburg
� Maria Teresa, istri adipati
� Jean-Claude Juncker, Perdana Menteri Luksemburg dan Ketua Dewan Eropa

Makedonia
� Branko Crvenkovski, Presiden Makedonia

Malta
� Edward Fenech Adami, Presiden Malta
� Lawrence Gonzi, Perdana Menteri Malta
� Alfred Sant, Ketua Oposisi

Ordo Malta
� Andrew Bertie, Grand Master Ordo Malta

Monako
� Pangeran Albert II, Pangeran Monako
� Patrick Leclercq, Menteri Negara

Norwegia
� Ratu Sonja, mewakili Raja Harald V
� Kjell Magne Bondevik, Perdana Menteri Norwegia

Perancis
� Jacques Chirac, Presiden Republik, Pangeran Bersama Andorra
� Bernadette Chirac, istri presiden
� Dominique de Villepin, Menteri Dalam Negeri, Urusan Keamanan, dan Kebebasan Lokal

Polandia
(Delegasi resmi Polandia - negara asal Paus Yohanes Paulus II jumlahnya dibatasi menjadi sepuluh oleh Takhta Suci)
� Aleksander Kwasniewski, Presiden Polandia
� Jolanta Kwasniewska
� Marek Belka, Perdana Menteri Polandia
� Wlodzimierz Cimoszewicz, Ketua Sejm (Parlemen Tingkat Rendah)
� Longin Pastusiak, Ketua Senat Polandia (Parlemen Tingkat Tinggi)
� Hanna Suchocka, Duta Besar untuk Takhta Suci, mantan Perdana Menteri
� Lech Walesa, mantan Presiden Polandia dan Danuta Walesa
� Tadeusz Mazowiecki, mantan Perdana Menteri
� Wieslaw Chrzanowski, mantan Ketua Sejm
� Adam Daniel Rotfeld, Menteri Luar Negeri

Portugal
� Jorge Sampaio, Presiden Portugal
� Maria Jos� Ritta, istri presiden
� Diogo Freitas do Amaral, Menteri Luar Negeri
� Ant�nio Ramalho Eanes, mantan Presiden Portugal

Rumania
� Traian Basescu, Presiden Romania
� Calin Popescu-Tariceanu, Perdana Menteri Romania
� Michael I, mantan Raja Romania
� Emil Constantinescu, mantan Presiden Romania
� Ion Iliescu, mantan Presiden Romania

Rusia
� Mikhail Fradkov, Perdana Menteri Rusia

Serbia dan Montenegro
� Svetozar Marovic, Presiden Serbia and Montenegro
� Vuk Dra�kovic, Menteri Luar Negeri
� Boris Tadic, Presiden Serbia
� Filip Vujanovic, Presiden Montenegro
� Ibrahim Rugova, Presiden Kosovo
� Bajram Kosumi, Perdana Menteri Kosovo
� Nexhat Daci, Ketua Parlemen Kosovo

Siprus
� Tassos Papadopoulos, Presiden Siprus

Slowakia
� Ivan Ga�parovic, Presiden Slovakia
� Pavol Hru�ovsk�, juru bicara Dewan Nasional
� Eduard Kukan, Menteri Luar Negeri

Slovenia
� Janez Drnov�ek, Presiden Slovenia
� Janez Jan�a, Perdana Menteri Slovenia
� Dimitrij Rupel, Menteri Luar Negeri dan Ketua Jabatan OSCE (Dewan Eropa)

Spanyol
� Raja Juan Carlos I, Raja Spanyol
� Ratu Sof�a
� Jos� Luis Rodr�guez Zapatero, Perdana Menteri Spanyol
� Miguel �ngel Moratinos, Menteri Luar Negeri
� Mariano Rajoy, Ketua Partai Rakyat Spanyol

Swedia
� Carl XVI Gustaf dari Swedia, Raja Swedia
� Ratu Silvia, permaisuri raja
� G�ran Persson, Perdana Menteri Swedia

Swiss
� Samuel Schmid, Presiden Swiss

Ukraina
� Viktor Yushchenko, Presiden Ukraina
� Kateryna Yushchenko-Chumachenko, istri presiden

Yunani
� Karolos Papoulias, Presiden Yunani

AFRIKA

Afrika Selatan
� Jacob Zuma, Wakil Presiden
� Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan

Aljazair
� Abdelaziz Bouteflika, Presiden Aljazair

Angola
� Jos� Eduardo dos Santos, Presiden Angola

Guinea Khatulistiwa
� Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, Presiden Guinea Khatulistiwa

Ghana
� John Kufuor, Presiden Ghana

Kenya
� Ali Chirau Mwakwere, Menteri Luar Negeri
� Musikari Kombo, Menteri Pemerintahan Lokal

Republik Demokrasi Kongo
� Joseph Kabila, Presiden Republik Demokratik Kongo
� Jean-Pierre Bemba, Wakil Presiden

Lesotho
� Raja Letsie III, Raja Lesotho
� Monyane Moleleki, Menteri Luar Negeri

Madagaskar
� Marc Ravalomanana, Presiden Madagaskar

Mauritius
� Paul B�renger, Perdana Menteri Mauritius

Maroko
� Moulay Rachid, Pangeran dan saudara Raja Mohammed VI

Mesir
� Farouk Hosni, Menteri Kebudayaan

Nigeria
� Olusegun Obasanjo, Presiden Nigeria

Rwanda
� Charles Murigande, Menteri Luar Negeri

Senegal
� Abdoulaye Wade, Presiden Senegal

Tanzania
� George Kahama, Menteri Perkembangan Koperasi

Uganda
� Gilbert Bukenya, Wakil Presiden
� Henry Okello Oryem, Menteri Negara untuk Hubungan Internasional

Zimbabwe
� Robert Mugabe, Presiden Zimbabwe

ASIA AN OSEANIA

Afganistan
� Hamid Karzai, Presiden Afghanistan

Australia
� Michael Jeffery, Gubernur-Jendral Australia

Azerbaijan
� Artur Rasizade, Perdana Menteri Azerbaijan

Bangladesh
� Chowdhury Kamal, Menteri Urusan Pangan dan Musibah

Filipina
� Gloria Macapagal-Arroyo, Presiden Filipina

India
� Bhairon Singh Shekhawat, Wakil Presiden India

Indonesia
� Muhammad Maftuh Basyuni, Menteri Agama
� Freddy Numberi, Menteri Kelautan dan Perikanan, mantan Duta Besar Indonesia untuk Italia
� Alwi Shihab, Menko Kesra

Iran
� Mohammad Khatami, Presiden Iran

Israel
� Moshe Katsav, Presiden Israel
� Silvan Shalom, Menteri Luar Negeri

Jepang
� Yoriko Kawaguchi, Menteri Luar Negeri

Korea Selatan
� Lee Hai-chan, Perdana Menteri Korea Selatan

Kuwait
� Jaber Al Abdullah Al Jaber Al Sabah

Lebanon
� �mile Lahoud, Presiden Lebanon
� Omar Karami, Perdana Menteri Lebanon
� Issam Far�s
� Nabih Berri, ketua parlemen

Myanmar
� Khin Maung Aye
� Charles Bo

Pakistan
� Mohammad Ejaz-ul-Haq, Menteri Urusan Agama

Palestina
� Ahmed Qurei, Perdana Menteri Otoritas Palestina

Qatar
� Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, Emir Qatar

Selandia Baru
� Dame Silvia Cartwright, Gubernur-Jendral Selandia Baru

Singapura
� S. Jayakumar, Wakil Perdana Menteri

Sri Lanka
� Mahinda Rajapakse, Perdana Menteri Sri Lanka
� Milroy Fernando, Menteri Urusan Agama Kristen

Suriah
� Bashar al-Assad, Presiden Suriah
� Asma al-Assad, istri presiden

Taiwan (Republik Cina)
� Chen Shui-bian, Presiden Republik China
� Chen Tan-sun, Menteri Luar Negeri

Thailand
� Surakiart Sathirathai, Wakil Perdana Menteri dan Mennteri Luar Negeri Thailand

Turki
� Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Turki
� Mehmet Aydin, Menteri Negara

Uni Emirat Arab
� Sheikh Abdullah ibn Zayed Al Nahayan, Menteri Informasi

Yordania
� Raja Abdullah II, Raja Yordania
� Ratu Rania Al-Abdullah

AMERIKA

Amerika Serikat
Delegasi Resmi:
� George W. Bush, Presiden Amerika Serikat
� Laura Bush istri presiden
� Condoleezza Rice, Menteri Luar Negeri
� George H. W. Bush, mantan Presiden
� Bill Clinton, mantan Presiden
Anggota Kongres (bukan bagian delegasi resmi, tidak mendapatkan perlakuan VIP):
� John Kerry, senator Demokrat dari Massachusetts
� Bill Frist, Pemimpin Mayoritas Senat, Republik, dari Tennessee
� Ted Kennedy, senator Demokrat dari Massachusetts
� White House Chief of Staff Andrew Card
� Gubernur New York George Pataki dan
� Walikota New York Michael Bloomberg.

Venezuela
� Al� Rodr�guez, Menteri Luar Negeri
� Jorge Giordanni, Menteri Perencanaan

Argentina
� Daniel Scioli, Wakil Presiden
� Rafael Bielsa, Menteri Luar Negeri
� Carlos Menem, mantan Presiden Argentina
� Eduardo Duhalde, mantan Presiden Argentina

Bolivia
� Carlos Mesa, Presiden Bolivia
� Juan Ignacio Siles, Menteri Luar Negeri

Brazil
Anggota delegasi resmi:
� Luiz In�cio Lula da Silva, Presiden Brazil
� Marisa Let�cia, istri presiden
� Renan Calheiros, senator Brazil dan Ketua Senat
� Severino Cavalcante, anggota dan Ketua parlemen
� Nelson Jobim, Menteri Kehakiman dan Ketua Mahkamah Agung
Undangan resmi oleh Takhta Suci lainnya:
� Fernando Henrique Cardoso, mantan Presiden Brazil
� Itamar Franco, Duta Besar di Italia; mantan Presiden Brazil
� Pastor Odilo Scherer, sekjen CNBB (Perserikatan Uskup Brazil)
Delegasi presidensiil (diundang oleh Presiden, tetapi tidak mengikuti Misa Requiem):
� Jos� Sarney, senator Brazil; mantan Presiden Brazil dan mantan Ketua senat
� Henry Sobel, Rabi Utama komunitas Yahudi di Brazil
� Sheik Armando Hussein Saleh, wakil umat Muslim Brazil
� Rolf Schunemann, dari Gereja Lutheran, mewakili komunitas Protestan Brazil)
� Areonilthes Concei��o Chagas Ialorix� paling prestisius dan mewakili keyakinan Afro-Brazil.
� Pastor Jo�o �viz, Uskup Agung Bras�lia
� Pastor Jos� Ernanne, mewakili rohaniawan Brazil

Chili
� Ignacio Walker, Menteri Luar Negeri
� Sergio Romero, Ketua Senat
� Jos� Antonio Viera Gallo, senator Partai Sosialis Chili
� Gabriel Ascencio, Ketua Parlemen
� Pablo Longueira, Wakil dari Partai Uni Demokratis Merdeka Chili

Republik Dominika
� Margarita Cede�o de Fern�ndez, istri presiden
� Alejandrina Germ�n, Menteri Pendidikan

Ekuador
� Lucio Guti�rrez, Presiden Ekuador
� Ximena Boh�rquez, istri presiden
� Patricio Zuquilanda, Menteri Luar Negeri

Guatemala
� �scar Berger, Presiden Guatemala
� Wendy de Berger, istri presiden
� Jorge Briz, Menteri Luar Negeri
� Rigoberta Menchu, 1992 pemenang Penghargaan Perdamaian Nobel

Haiti
� G�rard Latortue, Perdana Menteri Haiti

Honduras
� Ricardo Maduro, Presiden Honduras

Kanada
� Paul Martin, Perdana Menteri Kanada
� Sheila Martin
� Stephen Harper, Ketua Oposisi
� Phil Fontaine, Ketua Utama Dewan Perwakilan Suku Indian
� Joe Volpe, Menteri Kependudukan dan Imigrasi Kanada

Quebec
� Jean Charest, Perdana Menteri Quebec
� Bernard Landry, Ketua partai Parti Qu�b�cois
� Mario Dumont, Ketua partai Action D�mocratique du Qu�bec
� G�rald Tremblay, Walikota Montreal
� Pastor Emmett Johns
Ada pula beberapa anggota parlemen yang menghadiri pemakaman secara individual.

Kolombia
� Francisco Santos Calder�n, Wakil Presiden
� Maria Victoria Santos, istri Wakil Presiden

Kosta Rika
� Abel Pacheco, Presiden Kosta Rika
� Roberto Tovar Faja, Menteri Luar Negeri

Kuba
� Ricardo Alarc�n de Quesada, Ketua Parlemen
� Caridad Diego, Ketua Urusan Agama Partai Komunis Kuba
� Ra�l Roa Kour�, Duta Besar Kuba untuk Vatikan

Meksiko
� Vicente Fox, Presiden Mexico
� Marta Sahag�n, istri presiden

Nikaragua
� Enrique Bola�os, Presiden Nikaragua
� Norman Caldera, Menteri Luar Negeri

Panama
� Mart�n Torrijos, Presiden Panama
� Vivian Fern�ndez de Torrijos, istri Presiden

Peru
� Manuel Rodr�guez Cuadros, Menteri Luar Negeri
� Eduardo Salhuana, Menteri Kehakiman
� Antero Flores Araoz, Ketua Parlemen

El Salvador
� Francisco La�nez, Menteri Luar Negeri
� Ana Ligia de Saca, istri presiden
� Ren� Figueroa, Menteri Dalam Negeri

Uruguay
� Maria Auxiliadora Delgado de V�zquez, istri presiden Tabar� V�zquez, Presiden Uruguay

ORGANISASI INTERNASIONAL

Liga Arab
� Amr Moussa, Sekretaris Jendral Liga Arab

Dewan Eropa
� Terry Davis, Sekretaris Jenderal Dewan Eropa
� Rene van der Linden
� Giovanni di Stasi

Uni Eropa
� Jos� Manuel Dur�o Barroso, Presiden Komisi Eropa
� Josep Borrell, Presiden Parlemen Eropa
� Franco Frattini, Wakil Presiden Komisi Eropa
� Benita Ferrero-Waldner, Komisi Hubungan Luar
� Danuta H�bner, Komisi Kebijaksanaan Regional

NATO
� Jaap de Hoop Scheffer, Sekretaris Jenderal NATO

PBB
� Kofi Annan, Sekretaris Jenderal PBB

Pemuka Agama
� Bartholomew I, Patriarkh Konstantinopel
� Christodoulos, Uskup Agung Athena
� Kirill, Metropolitan dari Smolensk-Kaliningrad, ketua Departemen Hubungan Antar-gereja dengan Gereja Ortodoks Rusia
� Jovan, Metropolitan dari Zagreb-Ljubljana dan seluruh Italia dari Gereja Ortodoks Serbia
� Lavrentije, Uskup �abac dan Valjevo dari Serbian Orthodox Church
� Leo, Uskup Agung Karelia dan Finlandia (Gereja Ortodoks)
� Seraphim, Uskup Ottawa, Gereja Ortodoks di Amerika
� Abune Paulos, Patriarkh Gereja Ortodoks Ethiopia Tewahedo
� Karekine II, Katholikos dari Gereja Apostolik Armenia
� Mesrob II, Patriarkh Armenia dari Istanbul dan Turki
� Rowan Williams, Uskup Agung Canterbury
� Jukka Paarma, Uskup Agung Turku, Ketua Gereja Evangelis Lutheran Finlandia
� KG Hammar, Uskup Agung Uppsala, Ketua Gereja Swedia
� Riccardo Di Segni, Rabi Kepala Roma
� Oded Viener, mewakili semua Rabi Kepala di Israel
� Shear-Yishuv Cohen, Rabi Kepala Haifa
� Finn Wagle, Uskup Nidaros dan primus Gereja Lutheran Norwegia. Anggota delegasi resmi Norwegia

Dikutip dari wikipedia

Recent Post