Latest News

Thursday, March 31, 2011

Spiritualitas Prodiakon : Nasehat Sikap Hidup Prodiakon

Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, tidak seorang pun manusia yang sempurna atau dapat mencapai kesempurnaan. Hal ini mencakup juga orang-orang yang ditebus Tuhan, termasuk para pemimpin atau pelayan Tuhan dalam gereja.

Oleh karena itu kesempurnaan bukan tuntutan bagi Prodiakon. Jika dituntut maka tidak seorang pun layak dan dapat menjadi Prodiakon. Meskipun demikian bukan berarti sembarang orang dapat diangkat sebagai Prodiakon. Hal ini perlu diperhatikan, karena para Prodiakon adalah contoh hidup bagi jemaat. Atau dapat dikatakan bahwa Prodiakon adalah alat peraga Tuhan untuk mengajar para anggota jemaatNya. Di dalam Kitab Suci ditemukan syarat-syarat tertentu bagi para diakon jemaat yang didirikan oleh Paulus. Dalam arti tertentu, syarat atau tuntutan tersebut dapat diterapkan kepada Prodiakon. Paulus menuliskan hal ini dalam 1 Timotius 3:8-13, yang kiranya baik kita jadikan bahan permenungan dan refleksi.

Dikemukakan antara lain, bahwa seorang diakon/prodiakon adalah:

1. Orang yang terhormat (1 Timotius 3:8), maksudnya:
� orang yang menghargai hal-hal rohani
� hidup kerohaniannya tidak dangkal
� mempunyai tujuan hidup yang sesuai dengan iman kristiani
� dapat bersikap serius walaupun kadang kala bisa juga bersenda gurau
� bersikap dewasa dan memiliki wibawa.

2. Pembicara yang jujur (1 Timotius 3:8)
Perlu memiliki kejujuran dalam berbicara, tidak terlalu mudah berjanji. Tetapi bila ia berjanji, ia akan menepatinya. Harus mempunyai prinsip: ya adalah ya, tidak adalah tidak. Bukan seorang yang bercabang lidah atau plin-plan. Senang gosip, pembicaraan yang sia-sia, bohong, fitnah, membuka rahasia pribadi orang tidak boleh melekat pada dirinya. Ia hendaknya seorang yang tahu menyampaikan berita yang bermanfaat, bukan yang sensasional. Hal ini perlu diperhatikan karena berita negatif dapat membuat seseorang atau beberapa orang mendapat malu.

3. Bukan seorang peminum (1 Timotius 3:8)
Cara hidup seorang Prodiakon menjadi perhatian anggota jemaat. Bahkan mata semua orang tertuju kepadanya. Sebab itu ia harus hidup bebas dari ekses-ekses yang dapat menjatuhkan martabatnya di mata masyarakat luas. Salah satunya adalah suka minuman keras. Ia harus menjauhkan diri dari mabuk-mabukan. Paulus memberi nasehat, �Karena itu perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari ini adalah jahat � Jangan kamu bodoh, tetapi usahakanlah mengerti kehendak Tuhan. Dan janganlah kamu mabuk anggur � tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh� (Efesus 5:15-18).

4. Seorang pengabdi yang setia (1 Timotius 3:8)
�Tidak serakah�, itulah nasehat Paulus kepada Timotius tentang sikap seorang pengabdi terhadap harta dan kedudukan. Keserakahan selalu berhubungan dengan mementingkan diri sendiri. Tak pernah memikirkan orang lain. Serakah dapat mencakup dua bidang dalam pelayanan yaitu serakah terhadap harta benda dan serakah terhadap kedudukan.

Tentang keserakahan terhadap harta, paulus menjelaskan bahwa seorang hamba Tuhan jangan cinta akan uang, karena cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan (1 Timotius 3:6-10). Tentang keserakahan terhadap kedudukan, Tuhan Yesus bersabda, �Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan� (Lukas 14:11). Karena seorang prodiakon adalah abdi Tuhan, maka ia hendaknya rela dan ikhlas ditempatkan dimana saja yang dikehendaki Tuhan. Sikapnya terhadap uang dan kedudukan merupakan ukuran kesetiaan pengabdiannya kepada Tuhan.

5. Menjadi teladan dalam iman (1 Timotius 3:3)
Orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang murni (1 Timotius 3:9). Seorang prodiakon wajib menjadi teladan dalam kedewasaan iman, supaya dapat: �� memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan Tubuh Kristus, sampai kita semua mencapai kesatuan dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia. Kristus �� (Efesus 4:12-15).

Jadi seorang Prodiakon memelihara rahasia iman bukan karena maksud-maksud tertentu, seperti: ingin dihormati, ingin dipuji atau ingin menjadi orang terpandang, melainkan bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus dan guna menguatkan serta mempererat persekutuan umat beriman berdasarkan firman Allah.

6. Merupakan keluarga Kristen yang baik.
Seorang Prodiakon haruslah suami dari satu istri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik (1 Timotius 3:12). Ayat ini bukan suatu kebetulan termuat dalam Alkitab, melainkan ayat ini merupakan bagian hidup yang banyak mengundang pertanyaan dan diskusi dalam memilih calon Prodiakon. Kita coba telusuri ayat ini lebih dalam dengan melihat dari: Hidup pernikahan seorang Prodiakon.

Ada tiga alasan mengapa ayat ini diuliskan:
Pertama, merupakan tuntutan agar Prodiakon mengambil sikap dan menetapkan satu pandangan yang sehat tentang pernikahan dan berumah tangga. Pada Gereja abad permulaan ada beberapa orang yang menolak berumah tangga karena memandang perkawinan sebagai suatu kejahatan di mata Allah (1 Timotius 4:3). Para Prodiakon diwajibkan menolak pandangan yang demikian ini dengan jalan menerapkan dasar Alkitabiah dalam pernikahan mereka.

Kedua, ayat ini menolak dengan tegas dasar perkawinan para pemuja dewata yang bigami dan poligami. Di samping itu, segala tindakan amoral, pergundikan, dan perceraian ditolak. Prodiakon harus menjadi contoh dalam kesetiaan kepada istrinya.

Ketiga, ayat ini juga mengingatkan tentang ikatan perkawinan yang suci. Di dalam Injil Markus 10:2-12 dikatakan bahwa ajaran Tuhan Yesus dengan jelas menolak keras perceraian. Bukan hanya perceraian saja yang harus ditolak oleh Prodiakon, melainkan juga segala macam hal yang dapat merongrong dan menghancurkan hidup pernikahannya. Dan pada dasarnya seorang Prodiakon harus memiliki kestabilan dalam hidup berumah tangga.

Bapak yang mengurus anak-anaknya dengan baik.
Selain sebagai seorang suami yang baik, Prodiakon adalah seorang bapak yang mengasihi anak-anaknya, menyediakan apa yang mereka perlukan, memberikan pendidikan dan disiplin yang selayaknya bagi anak-anak. Seorang Prodiakon harus dapat memimpin anak-anak beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sehingga �anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib� (Titus 1:6).

7. Orang yang terkenal baik, artinya:
a. Memiliki nama yang baik, dalam hubungan sehari-hari dengan orang lain, prodiakon wajib memiliki nama yang baik. Tidak boleh ada kebiasaan buruk yang dibiarkannya tinggal dalam dirinya. Segala hal yang dapat mencemarkan nama baiknya harus dijauhi.
b. Bukan orang yang baru bertobat, Rasul Paulus menjelaskan, �janganlah orang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong �� (1 Timotius 3:6). Seorang yang akan menjadi Prodiakon wajib memiliki pengalaman hidup sebagai orang kristen yang cukup. Hal ini dapat terlihat dari iman dan kesetiaannya kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ia memiliki pengalaman keselamatan, kepastian tentang keselamatannya dan mempunyai pengalaman kemenangan terhadap godaan atau cobaan hidup. Selain itu baik kalau dia sudah mengalami panas dan dinginnya pelayanan, pasang surut imannya juga cara mengatasinya. Maka dengan demikian ia telah membuktikan diri sebagai orang yang tahan uji dan teruji.

8. Orang yang penuh dengan Roh (Kisah Para Rasul 6:3)
Hubungan dengan Tuhan adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan Prodiakon Paroki. Keberhasilan pelayanannya terletak pada kerelaannya dipimpin dan dibimbing oleh Roh Kudus, ini berarti hanya bersandar pada Tuhan Yesus Kristus. Dan orang yang dipenuhi oleh Roh adalah orang yang telah menobatkan Yesus sebagai Raja dalam hidupnya, sehingga ia berani berkata seperti Paulus, �� Aku hidup, namun bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku� (Galatia 2:20). Orang yang dipenuhi Roh akan menampilkan buah Roh dalam hidupnya, Tuhan Yesus bersabda, �� setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik � dari buahnyalah kamu mengenali mereka� (Matius 7:7-20). �Adapun buah Roh adalah kasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri� (Galatia 5:22-23). �Sebab itu � jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh� (Galatia 5:26).

9. Orang yang penuh hikmat (Kisah Para Rasul 6:3)
Kata �hikmat� dalam kamus umum Bahasa Indonesia artinya: kebijaksanaan atau kepandaian untuk memutuskan masalah sehari-hari yang dihadapinya. Seorang Prodiakon harus penuh hikmat, karena ia akan banyak berhadapan dengan masalah-masalah harian yang perlu diselesaikan. Dan sumber hikmat bagi anak-anak Tuhan adalah Allah sendiri, itulah sebabnya Alkitab menasehati supaya �� apabila di antara kami ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia meminta kepada Allah, hendaklah ia meminta dengan iman, dan sama-sekali jangan bimbang sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan� (Yakobus 1:5-7). Dan sumber hikmat yang lain adalah dunia ini, hikmat ini dapat dipelajari, dicari atau dibeli. Tetapi hikmat dunia tidak dapat mengerti kehendak Allah, bahkan hikmat dunia merupakan kebodohan mengenai Allah (1 Korintus1:18-25). Hikmat dunia menuju kepada sifat: iri, mementingkan diri dan menyombongkan diri (Yakobus 3:14-15). �Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan yang mengadakan damai� (Yakobus 3:17-18). Prodiakon perlu memahami hikmat dari atas, memohon kepadanya yang memberi dengan tidak pernah mengungkit kembali. Prodiakon memerlukan karunia hikmat demi pelayanan dalam membangun umat Allah di bumi ini.

10. Orang yang penuh iman (Kisah Para Rasul 6:5)
Seorang Prodiakon diharuskan selalu berharap kepada Tuhan dan tidak bersandar pada pengertiannya sendiri: ini merupakan syarat yang wajib dipenuhi oleh Prodiakon. Karena pekerjaan yang menanti para Prodiakon menuntut penyerahan kepada Tuhan. Dan liku-liku pelayanan Prodiakon memang sebenarnya serba kompleks dan beraneka ragam. Kita sadar akan keterbatasan kemampuan dan kelemahan kita, maka marilah dengan jujur dan rendah hati kita akui bahwa banyak pelayanan dan persoalan gereja yang tidak dapat kita atasi. Tetapi meskipun demikian kita tak perlu berkecil hati sebab bukankah: �Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya (Markus 9:23). Karena itulah kita berpegang teguh pada Firman Tuhan Yesus ini: �� di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa� (Yohanes 15:5). Maka ada suatu ungkapan yang mengatakan TANPA TUHAN KITA LEMAH, DENGAN TUHAN KITA PERKASA.

Dalam Alkitab 1 Timotius 3:13 berbunyi, �Mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Yesus Kristus mereka dapat bersaksi dengan leluasa�. Oleh karena itulah kita sebagai Prodiakon perlu pasrah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus Kristus, dan dengan semangat in Te Confide (pada-Mu aku percaya) kita terima panggilan sebagai Prodiakon, dan dengan jiwa in Te Confide pula yang disertai kerendahan dan kerelaan hati, kita jalankan tugas mulia ini dengan sepenuh hati.

Gratia Dei sum id quod sum procedamus in pace, in nomine Domine, berkat rahmat Tuhan aku menjadi seperti ini, mari kita mulai dalam damai dan dalam nama Tuhan.

Sumber : http://keuskupan-malang.web.id/?p=3450

Tuesday, March 29, 2011

Dunia bergoncang, siapa takut?

Akumulasi goncangan dunia sekarang ini banyak direspon sebagai fenomena yg sangat mendekatkan kita pada jaman akhir, karena tanda-tandanya jelas terbaca. Secara scientis (ilmiah) dunia bisa hancur karena badai matahari, pulau es di Antartika meleleh akibat pemanasan global sehingga meningkatkan debet air laut yg pasti akan menenggelamkan banyak pulau, gempa bumi yg makin besar skala kedahsyatannya, tsunami, gunung meletus, deru perang dsb.
Secara mistis tidak sedikit orang yg percaya pada perhitungan suku Maya yg meramalkan kiamat pada tahun 2012.
Bagaimanakah sikap kita yg seharusnya menanggapi fenomena alam sekarang ini?
Manusia pada umumnya memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk ingin mengetahui apa yang bakal terjadi. Apalagi kalau melihat tanda-tanda jaman yg mengerikan: gunung meletus, gempa bumi yg dahsyat, tsunami, banjir bandang, pulau es yg meleleh dsb. seolah-olah bumi akan runtuh mengindikasi secara kuat bahwa Tuhan Yesus sesungguhnya tidak akan menahan lagi kedatanganNya , mungkin.........? entahlah, yg pasti berbagai ramalan spekulatif hanya membuat orang takut saja.
Ketika Tuhan Yesus berbicara mengenai keadaan Bait Allah di Yerusalem yang suatu saat akan diruntuhkan, maka murid-muridNya segera bertanya: �Guru, bilamanakah (kapan) itu akan terjadi? Dan apakah tandanya(bagaimana), kalau itu akan terjadi?� (Luk. 21:7). 
Para murid Kristus, bertanya tentang kapan peristiwa tersebut akan terjadi, dan bagaimana tanda-tandanya. 
Apa perlunya pertanya kapan dan bagaimana ?
a.Pertanyaan tentang �kapan� peristiwa runtuhnya Bait Allah dibutuhkan agar mulai sekarang mereka dapat mengantisipasi apabila peristiwa tersebut kelak akan terjadi; 
b.Pertanyaan tentang �bagaimana� tanda-tandanya agar mereka dapat mendiskripsikan secara tepat sehingga mereka tidak salah menduga.
Prinsipnya manusia berusaha mengendalikan masa depan sehingga mereka dapat berjaga-jaga terlebih dahulu sebelum peristiwa tersebut akan terjadi. Itu sebabnya manusia memiliki dorongan yang sangat kuat untuk mengetahui berbagai ramalan tentang masa depan hidupnya.
Sebagai akibatnya kita sering mengabaikan dan kurang peduli terhadap tanggungjawab yang seharusnya dikerjakan pada masa kini. Karena sibuk berpikir dan mencari jawaban terhadap �rahasia� masa depan yang belum tampak dan belum terjadi, dapat melalaikan yang utama dalam kehidupan masa kini yaitu sikap tanggungjawabnya. Hasilnya adalah kita seringkali menjadi orang-orang yang gagal dalam kehidupan masa kini dan makin terpuruk di masa depan. 
Apa jawaban Tuhan Yesus terhadap pertanyaan kapan dan bagaimana!
Tuhan Yesus tidak pernah menjawab soal kapan dan bagaimana tanda-tanda dari peristiwa runtuh atau hancurnya Bait Allah. Tetapi Dia memberi jawaban: �Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Dia dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka� (Luk. 21:8).
Pesan utama dari sikap Tuhan Yesus dalam menyikapi masa depan adalah:
a. Bersikap waspada dan jangan mau disesatkan. Makna sikap waspada pada umumnya lebih menunjuk kepada sikap yang kritis, tetap rasional, cerdas dan hati-hati, tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah ditipu oleh berbagai macam pengajaran palsu. 
b. Jangan kaget, apabila kita sekarang mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, maka mereka diharapkan tidak perlu terkejut. Sebab peperangan dan pemberontakan yang sangat hebat sekalipun bukan merupakan tanda bahwa akhir zaman telah mulai. 
Tuhan Yesus berkata: �Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera� (Luk. 21:9). 
Manusia selalu memiliki kecenderungan yang kuat untuk mengetahui �rahasia� akhir zaman. Terbukti sampai sekarang ini, baik secara saintis maupun mistis kedatangan Tuhan Yesus terus diramalkan! Mulai dari update gempa 8.9 SR diJepang, bumi terbelah, matahari bertabrakan, banjir bandang, deru perang, chaos dimana-mana dsb. seakan-akan hanya memberi bumbu sedap para penggagas ramalan akhir jaman. Walupun semua ramalan meleset namun semangat untuk mengetahui rahasia masa depan tentang akhir zaman ternyata tidak pernah surut. Berbagai kelompok agama termasuk kelompok orang-orang Kristen terus berusaha untuk berbicara dan membahas mengenai kapan terjadinya akhir zaman di mana Hari Tuhan yang dahsyat tersebut akan terjadi. Apa yg bakal terjadi ditahun 2012 ? mboh...pikirin sendiri.
Sikap iman orang percaya menanggapi tanda-tanda jaman:
Spiritualitas orang percaya seharusnya ditandai dengan sikap �jangan mudah terkejut dan panik�, selalu waspada dan tidak mudah disesatkan. Kelompok-kelompok keagamaan termasuk pemimpin gereja sering memberitakan hal-hal yang sangat menakutkan dan serba mengerikan bagaimana hari Tuhan tersebut datang. Tujuannya agar kita segera bertobat. ini namanya CHILDISH TEORY (Teori yg kekanak-kanakan). Padahal seharusnya makna pertobatan seseorang kepada Tuhan dalam prinsip iman Kristen tidak boleh didasari oleh ketakutan. Sebab ketakutan tidak akan pernah membawa seseorang kepada pertobatan yang tulus dan transformatif.
I Yohanes 4:18, �Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih�.
Karena itu sangatlah tidak bijaksana apabila kita mengangkat tema-tema tentang �ramalan� hari kedatangan Tuhan yang dahsyat itu dengan tujuan agar umat yang mendengar bersedia bertobat, meninggalkan dosa-dosanya, lalu mau mengasihi Tuhan dan sesamanya. 
Perasaan takut tidak pernah mampu melahirkan kasih yang sempurna. Bahkan suatu perasaan takut pada hakikatnya menunjukkan bahwa kita masih berada dalam hukuman dan ketidaksempurnaan dalam kasih. Jadi semua upaya �ramalan� tentang akhir zaman atau tentang kedatangan Tuhan Yesus tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan secara teologis, selain bersifat sangat spekulatif  juga  tidak edukatif (mendidik) umat untuk bersikap lebih konstruktif dan realistis terhadap kehidupan ini.
Seharusnya hanya mereka yang hidup secara fasik dan melakukan kejahatan saja yang layak takut menghadapi hari kedatangan Tuhan.
Maleakhi 4:1 �Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka�  
Nabi Maleakhi menubuatkan bahwa hari Tuhan yang akan datang dengan sangat dahsyat seperti nyala api yang membakar dan menghancurkan. Tetapi yang dibakar dan dihancurkan oleh Allah bukanlah seluruh umat manusia, tetapi hanyalah mereka yang berlaku fasik. Dimana orang-orang fasik akan menjadi seperti jerami yang terbakar saat hari kedatangan Tuhan tersebut.
Jadi dengan demikian berita Alkitab pada satu pihak memang menyatakan bahwa kedatangan hari Tuhan akan sangat dahsyat dan mengerikan bagi orang-orang fasik. Namun pada pihak lain juga menyatakan bahwa tujuan utama dari hari kedatangan Tuhan tersebut adalah untuk membawa suatu perubahan total terhadap seluruh aspek kehidupan. Melalui hari kedatanganNya, Allah menciptakan ulang kehidupan yang penuh selamat dalam kebenaran serta keadilan.
Ini berarti umat manusia dalam menyongsong kedatangan hari Tuhan pada satu pihak perlu menyadari dengan penuh keprihatinan berbagai kerusakan dan penderitaan yang akan mereka alami. Tetapi pada pihak lain dalam kedatangan hari Tuhan juga terdapat perspektif pengharapan iman bahwa Allah akan campur-tangan untuk menciptakan kembali suatu kehidupan yang penuh sejahtera dan berkat keselamatan sehingga umat manusia akan hidup dalam sukacita.
Dengan demikian makna hari kedatangan Tuhan yang dahsyat untuk membawa hukuman dan kengerian bagi para pelaku kejahatan, tetapi sekaligus memberikan pengharapan iman yang kokoh dan transformasi total Ilahi dalam kehidupan ini bagi umat yang hidup benar di hadapan Allah. 
Maleakhi 4:2 Allah memberi jaminan dan penghiburan kepada umat yang hidup benar, yaitu: �Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang�. Pada hari kedatangan Tuhan, umat percaya justru akan menyaksikan akhir zaman sebagai era yang menerbitkan surya kebenaran dan pemulihan atau kesembuhan yang menyeluruh dalam kehidupan ini. 
Bilamana kita sering merasa pesimistis dengan kondisi dunia yang semakin tidak terkendali dan kejahatan menjadi penguasa dalam berbagai aspek kehidupan, maka pada hari kedatanganNya, Allah menciptakan suatu kehidupan yang sama sekali baru sehingga setiap umat dapat menyaksikan surya kebenaran dan pemulihan.
Menanti kedatangan Tuhan, melalaikan realita masa kini:
a. Tidak mau bekerja
Beberapa anggota jemaat di Tesalonika saat itu memiliki pemahaman iman yang tidak tepat. Karena merasa bahwa hari kedatangan Tuhan sudah mendekat, maka mereka menganggap tidak perlu lagi bekerja dan melaksanakan  tanggungjawabnya. Sehingga rasul Paulus memberi teguran kepada mereka, yaitu: �Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami�. II Tes. 3:6
Beberapa anggota jemaat Tesalonika tersebut mungkin berpikir tidak ada gunanya lagi bekerja keras, bukankah sebentar lagi Tuhan Yesus segera datang untuk menghakimi semua umat manusia; jadi lebih baik jika mereka berdoa saja sehingga dapat lebih siap menyambut kedatanganNya. Sikap anggota jemaat yang demikian menimbulkan problem baru yaitu hidup mereka menjadi beban bagi orang lain. Apabila mereka tinggal di dalam sebuah keluarga, maka anggota keluarga yang lain terpaksa bekerja lebih keras agar mereka dapat menghidupi anggota keluarganya yang kini tidak mau bekerja dan bersikap pasif menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Kenyataannya hari kedatangan Tuhan tidak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti. Akibatnya bertahun-tahun anggota jemaat yang pasif tanpa mau bekerja lagi telah menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Itu sebabnya di II Tes. 3:10-11 rasul Paulus dengan tegas menegur kepada anggota jemaat yang pasif dan tidak mau bekerja, yaitu: �Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna�.
b. Mengikuti ajaran sesat
Membiarkan diri disesatkan dengan ajaran yang salah tentang makna hari kedatangan Tuhan. Mereka tidak bersikap waspada dan mengalami kepanikan saat mereka mendengar hari Tuhan telah mendekat, sehingga mereka melupakan kewajiban dan tanggungjawab yang utama dengan bekerja. Mereka lebih menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak berguna, tidak produktif dan tidak kreatif dalam menyongsong kedatangan Tuhan.
Nasihat rasul Paulus dan ucapan Tuhan Yesus pada prinsipnya bermuara pada satu sikap spiritualias yang sama, yaitu: �supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya�. Mereka harus tetap tenang sebab sebelumnya Tuhan Yesus telah mengingatkan agar para murid mampu bersikap waspada, jangan mau disesatkan dan jangan terkejut (Luk. 21:8,9). 
Pada saat kita mampu bersikap waspada dalam menyikapi segala keadaan dengan sikap yang kritis, hati-hati, tidak mudah terpengaruh dan tidak mudah ditipu oleh berbagai ajaran; maka kita dapat lebih tenang untuk melakukan pekerjaan yang dipercayakan Tuhan kepada kita sekarang ini. 
Bahkan seandainya berada dalam situasi yang kritis dan buruk sekalipun, dalam iman kepada Kristus kita dapat tetap bersikap tenang dengan menghasilkan sesuatu yang berarti dan bermanfaat bagi sesama. Tetapi manakala kita tidak memiliki iman yang teguh kepada Kristus, maka kita akan mudah panik, takut dan terkejut saat mendengar berbagai peristiwa di sekeliling kita, sehingga kita tidak mampu berbuat yang positif dan bekerja sebagaimana yang seharusnya. Dalam situasi yang demikian kita akan mudah mengalami stres dan depresi, sehingga kita kehilangan seluruh kemampuan dan talenta yang ada. Akibatnya hidup kita kemudian menjadi beban bagi anggota keluarga. Jadi sikap iman kepada Kristus pada satu pihak bersifat eskatologis, yaitu iman yang percaya dengan sungguh proses penghakiman Allah yang secara final akan dinyatakan pada akhir zaman. Tetapi juga iman kepada Kristus harus membuat kita untuk tetap mampu bersikap realistis, yaitu iman yang mampu menyikapi kehidupan dengan problema dan tantangannya pada saat kini secara kreatif dan produktif, sehingga kita selaku umat Tuhan juga dapat berperan serta dalam karya penciptaan Allah di masa kini secara bertanggungjawab.
Mengelola Waktu Secara Produktif
Karena manusia tidak mengetahui hari kedatangan Tuhan secara persis, maka kita sering menganggap hari kedatangan Tuhan masih jauh dalam kehidupan kita. Dengan sikap yang demikian banyak orang tidak mempedulikan hari kedatangan Tuhan yang akan datang seperti pencuri di waktu malam. Mereka hidup secara tidak teratur dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Waktu, kesempatan dan kemampuan yang tersedia tidak mereka pergunakan secara bertanggungjawab. Hidup mereka tidak fokus atau tidak terarah kepada suatu titik tujuan, tidak memiliki motivasi untuk berjuang dan berprestasi. Mereka sekedar asal hidup dan bersikap sembrono. Berbeda bila kita memaknai kedatangan Tuhan yang senantiasa telah mendekat dan akan datang secara tiba-tiba dengan iman yang kreatif. Karena kedatangan Tuhan dan akhir zaman terjadi di luar perencanaan manusia, maka kita akan lebih terpacu untuk menghargai waktu di masa kini. Dengan pemahaman iman yang demikian kita tidak akan mudah untuk membuang-buang waktu dan kesempatan untuk hal-hal yang tidak berguna. Sebaliknya kita akan memperhitungkan setiap waktu dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab. Setiap tugas dan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita akan kita laksanakan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkin agar kita dapat mempertanggungjawabkan secara benar di hadapan pengadilan Tuhan. 
Steve Jobs, seorang CEO dan pendiri Apple Computer yang sukses selama 33 tahun. Setiap hari sebelum berangkat bekerja, Steve Jobs menghadap ke cermin dengan bertanya kepada diri sendiri: �Jika hari ini merupakan hari terakhirku, apakah aku akan melakukan setiap pekerjaan yang biasa aku lakukan dengan sebaik-baiknya?� Steve Jobs menjadi sukses karena dia menganggap setiap hari sebagai hari terakhir hidupnya, sehingga setiap hari dia ingin melakukan yang terbaik.
Artinya setiap hari kita selalu berupaya untuk memerankan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal yaitu: mampu mewujudkan kehidupan yang harmonis di tengah-tengah pergaulan dengan sesama, dan mampu meniadakan segala bentuk kekerasan, ketidakadilan, kesewenang-wenangan serta kejahatan. Jadi sikap bertanggungjawab dengan tetap rajin bekerja, hidup yang berdamai dengan sesama serta pola hidup benar akan membentuk suatu kehidupan yang penuh syalom sehingga kita dapat tenang melakukan tanggungjawab yang telah dipercayakan oleh Tuhan. 
Sikap yang takabur dalam menantikan akhir zaman disebabkan karena perhatian kita hanya tertuju kepada sesuatu yang jauh di depan, tetapi tidak tanggap terhadap tugas utama yang harus kita kerjakan. Sikap penantian kita ke masa depan lebih diisi oleh hal-hal yang imaginatif dan spekulatif belaka, sebab kita tidak mengisi dan memaknainya dengan karya yang nyata. Karena itu tidaklah mengherankan jikalau pikiran dan perasaan kita mudah dipengaruhi oleh berbagai pandangan atau ajaran yang jauh dari sikap rasional. Kita menjadi mudah diperdaya dan diombang-ambingkan oleh berbagai ajaran tentang akhir zaman. Karena itu dalam situasi demikian kita lebih suka disibukkan dengan �nubuat-nubuat�, yaitu �ramalan hari zaman�, tetapi kita tidak peduli dengan peran dan tanggungjawab yang seharusnya. Padahal realitas hidup setiap hari merupakan kesempatan yang terbatas dan tidak dapat diulangi untuk melakukan tugas panggilan sebagai anak-anak Allah.
Jika demikian, bagaimanakah sikap saudara pada masa kini, yaitu:
Apakah pada masa kini kita terlalu sibuk memikirkan dan mencari jawaban dengan hal-hal yang misteri di masa depan?
Karena kita sibuk memikirkan hal-hal yang mendatang, apakah kita menjadi orang-orang yang tidak peduli dengan tanggungjawab dan pekerjaan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita?
Apakah pada masa kini kita terlalu sibuk dengan dunia pekerjaan kita sehingga kita tidak pernah memikirkan tentang hari penghakiman Tuhan, sehingga hidup kita hanya sekedar mengabdi kepada pekerjaan dan keluarga, tetapi mengabaikan Allah?
Apakah kita menjadi orang-orang yang percaya dan sadar akan kedatangan hari Tuhan yang mendekat dan akan datang serba tiba-tiba, karena itu kita menjadi para pribadi yang makin sadar akan kefanaan kita sehingga kita terdorong untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama sebelum kita kelak menghadap pengadilan Tuhan?
Marilah kita menyambut panggilan Tuhan untuk mewujudkan langit yang baru dan bumi yang baru melalui peran dan tanggungjawab kita secara optimal, sehingga kita dapat menantikan akhir zaman yaitu kedatangan Tuhan dengan sikap yang benar. Amin.  
Good morning all... Fresh4 U all...........


Mempercayai Raja yg bermahkota duri

Memuliakan Allah sebagai Raja dalam situasi yang membahagiakan dan kesuksesan bukanlah perkara sulit untuk dikerjakan! Puji Tuhan, Helleluya..saat berada dalam situasi makmur adalah hal yg lumrah. Tetapi bagaimana sikap kita manakala berada dalam situasi yang sangat buruk, pahit dan menyedihkan bahkan tidak alasan yg secara phisik dan material yg menguntungkan kita? Apakah kita tetap memuliakan dan mengasihi Kristus sebagai Raja di saat kita sakit, gagal dalam usaha dan kehilangan orang yang kita kasihi, menyedihkan dan pergumulan hidup ?
Luk. 23:33 - 43 

Deklarasi Kristus sebagai Raja 
justru ditampilkan saat Dia dalam peristiwa penyaliban di bukit Golgota.

Ada beberapa pengakuan berkaitan Yesus sebagai raja:


a. Pengakuan resmi walaupun dengan nada yang mengejek dari pemerintah Romawi kepada Tuhan Yesus sehingga di atas kayu salibNya tertulis: �Inilah raja orang Yahudi�. 

b. Pengakuan seorang penjahat yang menaruh percaya kepada Tuhan Yesus, sehingga dia berkata menjelang ajalnya: �Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja�. 


c.Kepala pasukan Romawi kemudian membuat suatu pernyataan yang mengejutkan saat Tuhan Yesus wafat, yaitu: �Sungguh, orang ini adalah orang benar� (Luk. 23:47).  Kepala pasukan mengaku kebenaran Kristus.
Definisi Raja Dalam Tradisi Romawi
Dalam tradisi Romawi, gelar seorang Raja hanya dapat diberikan kepada seorang jenderal yang berhasil membawa kemenangan gemilang dari suatu peperangan hebat. Jadi ketika jenderal Romawi yang berhasil membawa kemenangan tersebut kembali pulang ke kota Roma, dia akan mendapat suatu sambutan yang sangat meriah dari rakyat Romawi dan kemudian dia mendapat sebuah gelar sebagai �emperor�. Pada waktu Yulius Caecar berkuasa, dia tidak hanya memposisikan dirinya sebagai seorang  jenderal yang berhasil membawa kemenangan; tetapi dia  juga memposisikan dirinya sebagai penguasa mutlak atas kerajaan Roma.
Jadi pengertian �raja� dalam konteks zaman Tuhan Yesus hanya dipakai untuk menunjuk kepada seorang yang berhasil membawa kemenangan gemilang setelah melewati suatu pertempuran hebat, dan kemudian dia dinobatkan menjadi seorang penguasa mutlak.

Lalu apa motif utama  tulisan dari Pontius Pilatus di atas kayu salib Tuhan Yesus yang menyatakan diriNya, yaitu: �Inilah raja orang Yahudi�?
Jelas tulisan dari Pontius Pilatus itu sama sekali tidak menunjuk suatu pengakuan yang tulus bahwa Yesus adalah raja orang Yahudi.  Sesungguhnya  tulisan di atas kayu salib itu bermuatan ejekan (satire) atau suatu bentuk hinaan pemerintah Romawi untuk mempermalukan Tuhan Yesus serta orang-orang Yahudi, yang nadanya kira-kira bermaksud: �Masakan raja orang Yahudi seperti ini? Di manakah kehebatan dan kemenanganNya? Di manakah kuasaNya? Masakan raja orang Yahudi tersebut harus mati tergantung di atas kayu salib dengan cara yang hina?�  dan Secara politis, pemerintah Romawi menggunakan peristiwa penyaliban Tuhan Yesus sebagai suatu �shock therapy� kepada umat Israel yang dijajahnya.
Realita Penobatan Kristus Sebagai Raja di Kayu Salib

Hanya seorang jenderal Romawi yg berhasil memenangkan suatu pertempuran besar, yg akan disambut secara meriah dan akan dielu-elukan oleh seluruh rakyat.
Tetapi kini Yesus sebagai raja orang Yahudi ditonton orang banyak bukan dengan sorak-sorai kemenangan, tetapi dengan nada ejekan dan penghinaan sebab Dia tersalib sebagai seorang penjahat. Bukankah gambaran tentang raja dalam konsep orang Romawi dan sebutan Yesus sebagai raja orang Yahudi di atas kayu salibNya begitu kontras?
Di atas bukit tengkorak yaitu Golgota, Tuhan Yesus telah dinobatkan oleh pemerintah Romawi menjadi raja di atas takhtaNya, yaitu kayu salib.
Di bukit Golgota, kayu salib  dijadikan takhta bagi Kristus. Mahkota kemuliaan Kristus sebagai raja tidaklah mengenakan mahkota tatahan emas permata yang indah, melainkan jalinan mahkota duri.
Pada saat  yang bersamaan penobatan Kristus sebagai raja juga disertai dengan tangan dan kaki yang terpaku di atas kayu salib. Sangatlah berbeda dengan jenderal Romawi yang berhasil pulang dengan gemilang dari pertempuran, sebab  kini Yesus menjadi raja yang tidak berdaya, lemah dan sekarat sebab kaki dan tanganNya menjadi satu dengan kayu salib.
Lebih tragis lagi, ternyata �mereka yg baru saja mengelu-eleukan berbalik mengolok-olok: �Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diriNya sendiri, jika Ia adalah Messias, orang yang dipilih Allah� (Luk. 23:35).

Mempercayai Raja Dengan Mata Iman
Seorang penjahat di kanan Tuhan Yesus tidak mengejek, sebaliknya dia tiba kepada suatu kesadaran yang menampakkan sikap iman kepada Tuhan Yesus. Karena itu ia berani menegur sikap temannya itu: �Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah,  sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah�.
Saat mendekati ajal dia menyadari perlunya sikap takut kepada Allah.  Penjahat tersebut juga  menerima kematiannya sebagai balasan atas perbuatan dan kesalahannya. Selain itu dia percaya kepada Tuhan Yesus selaku Mesias, yang suatu kelak akan datang sebagai Raja yang menghakimi. Itu sebabnya dia memohon kepada Tuhan Yesus: �Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja�.
Pengakuan imannya bahwa Yesus adalah Raja yang akan datang untuk menghakimi umat manusia meluncur dari lubuk hatinya yang hancur dengan mengingat secara sadar akan kesalahan dan dosa yang pernah dibuat selama hidupnya.
Jadi pengakuan penjahat di sebelah kanan bahwa Yesus adalah Raja pada hakikatnya merupakan suatu pengakuan dan permohonan agar Tuhan Yesus berkenan mau mengasihani dan mengampuni dia, sehingga dia dapat diselamatkan oleh anugerahNya. Ternyata pengakuan iman dan harapannya tersebut diterima oleh Tuhan Yesus, sehingga Tuhan Yesus berkata: �Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus� (Luk. 23:43). Dengan pernyataan ini Injil Lukas �membuktikan� bahwa Yesus adalah Raja dalam kerajaan Allah, sehingga Dia dapat menganugerahkan  pengampunan dan jaminan keselamatan yang pasti kepada seorang berdosa untuk masuk ke dalam Firdaus.

Gelar atau jabatan Tuhan Yesus sebagai Raja dalam perspektif tradisi kerajaan Romawi dilatar-belakangi oleh suatu sikap yang mengejek dan menghina.
Namun ejekan yang tertuang dalam tulisan: �Inilah raja orang Yahudi� berubah menjadi suatu respon iman saat Tuhan Yesus wafat.
a.Kepala pasukan Romawi kemudian membuat suatu pernyataan yang mengejutkan saat Tuhan Yesus wafat, yaitu: �Sungguh, orang ini adalah orang benar� (Luk. 23:47).  Kepala pasukan mengaku kebenaran Kristus,
b. Seorang penjahat yang mendekati ajal mengakui Tuhan Yesus sebagai raja. Jadi semua pihak dalam kisah Injil Lukas secara perlahan akhirnya tiba kepada suatu kesimpulan dan pengakuan iman, yaitu bahwa Yesus adalah Raja yang memiliki kuasa untuk mengampuni.  Mereka mengakui bahwa Tuhan Yesus memiliki rahmat Ilahi untuk memberi keselamatan kekal kepada setiap orang yang percaya.

Bukankah sikap pengakuan iman dari penjahat di sebelah salib Kristus dan kepala pasukan bangsa Romawi tersebut sungguh ajaib? Mereka mengakui Yesus sebagai Raja dan orang benar justru ketika mereka melihat secara langsung penderitaanNya yang sangat hina dan kematianNya yang tragis. Mereka tidak terpengaruh oleh pemahaman dan tradisi bangsa Romawi, yang memberikan sambutan yang meriah dan  gelar kehormatan raja kepada seorang jenderal yang berhasil menang perang. Dengan mata iman, kepala pasukan Romawi melihat kemuliaan Kristus di saat Dia menghadapi kematian yang begitu hina.

Perhatikanlah bahwa penjahat di sebelah salib Kristus mengakui Tuhan Yesus sebagai Raja justru pada saat dia dan Kristus sama-sama mengalami penderitaan dan sekarat maut.
Sedang kepala pasukan Romawi mengucapkan pengakuan bahwa Yesus sebagai orang benar: �Inilah raja orang Yahudi� justru ketika dia melihat kematian Tuhan Yesus tersebut telah menggetarkan alam.
Nyatalah bahwa penjahat  di sebelah salib Kristus dan kepala pasukan Romawi itu memiliki pengakuan iman yang melampaui keterbatasan jasmaniah. Iman mereka tumbuh mampu menembus batas-batas realitas yang pahit, buruk, tragis dan sangat menyedihkan. Itu sebabnya mereka mampu melihat cahaya kemuliaan dan kekuasaan Tuhan Yesus sebagai Raja justru ketika Tuhan Yesus berada dalam situasi yang paling hina dan batas akhir kehidupan dianggap paling tragis.

Menjadikan Kristus Raja di Saat Kelam


Jika demikian, setiap orang harus  belajar  dari sikap iman penjahat yang berada di sebelah salib Kristus dan juga sikap iman kepala pasukan Romawi yang mana pada akhirnya mereka dapat percaya kepada Kristus. 
Kita perlu terus belajar  menemukan rahasia iman kepada Kristus yang adalah Raja  justru ketika kita berada dalam situasi yang paling buruk, gagal, sangat menyedihkan dan tragis.  Karena ketika kita berada dalam situasi yang buruk seperti sakit yang tidak tersembuhkan, kegagalan dalam usaha, bangkrut, difitnah sehingga karier dan nama baik kita menjadi runtuh, dikhianati oleh orang-orang yang kita percayai, kehilangan orang-orang yang kita sayangi, dan berbagai musibah lain kita cenderung melihat realita kehidupan ini serba gelap, kelam, dan kejam. 
Pada saat yang demikian kita sering merasa ditinggalkan oleh Allah dan orang-orang di sekitar, kita sama sekali tidak melihat �titik terang� kemuliaan Kristus sebagai Raja dan Juru-selamat dalam kehidupan. 


Namun ketika kita berada dalam situasi �batas akhir� dengan sikap marah, kecewa dan mencela Tuhan; kita akan semakin berada dalam kegelapan yang makin pekat. Penderitaan dan rasa putus-asa kita makin menjadi-jadi. Sikap tersebut terjadi karena kita merasa menderita dan gagal seorang diri!   
Sebaliknya mata iman dan rohani kita akan terbuka dengan terang; ketika sedang menderita,  bersedia melihat pribadi Kristus yang juga menderita bersama dengan kita. Arah pandangan mata kita tidak lagi tertuju kepada penderitaan dan rasa sakit serta kegagalan kita sendiri; tetapi mau menengok dan melihat wajah Kristus yang tetap teduh dan menyinarkan cahaya kasihNya. Dari dalam kegelapan penderitaan, kita dapat melihat kemuliaanNya sebagai Raja yang mau menderita dan menjadi sahabat yang sangat mengasihi kita lebih dari siapapun di dunia ini. Amin


Goodmorning All....... Fresh 4 U all............


By Haris Subagiyo




                

Sunday, March 27, 2011

Beban yg pasti tidak melebihi kekuatan

Walaupun Allah sendiri yg tahu bobot takaran kesanggupan kita dalam menghadapi persoalan. namun setiap orang harus tetap memikul bebannya masing-masing, besar atau kecilnya bukanlah ukuran yg perlu dipersoalkan. Selama manusia masih hidup, selama itu semua orang akan mengambil peran memikul beban. 

Bagaimanakah kita dapat belajar mengatasi berbagai persolan hidup tanpa harus merasa dibebani.
Belajarlah dari pengalaman Zhang Da ! 



Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 Milyar penduduk China. Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahkan penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.
Tepatnya 27 januari 2006 , di propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional ke seluruh pelosok negeri.

Kisah ini dimulai pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh mamanya yang tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras.
Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan papanya yang tidak bisa bekerja dan tidak bisa berjalan, serta sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggung jawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan uantuk papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obatan yang pasti tidak murah.
Ia adalah salah satu sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.
Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan,tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya.
Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang tidak bisa ia makan dan mana yang bisa ditolerir olehnya.
Setelah pulang sekolah di siang hari dan sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat , segar dan kuat.
Zhang Da merawat papanya yang sakit.
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan kasih.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara untuk mengatasi semua ini. Ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya.
Setelah ia rasa mampu, ia nekad untukmenyuntikkan papanya sendiri.
Orang bisa bilang apa yang dilakukan adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita memahami kondisinya maka saya ingin katakan adalah anak yang cerdas yang kreatif dam mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang dialami dalam hidupnya.
Ketika mata pejabat,pengusaha, dan orang penting yang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju pada Zhang Da, pembawa acara bertanya kepada kepadanya,�Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana atau apa yang kamu butuhkan sampai lulus kuliah, pokoknya apa yang kamu mimpikan sebut saja. Karena di sini ada banyak pejabat, pengusaha orang terkenal yang hadir yaang apsti membantumu untuk mewujudkannya.
Setelah terdiam beberapa saat , lalu dengan suara bergetar iapun menjawab,�Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan, mama kembalilah!� Demikian Zhang Da bicara dengan penuh harap.
.
Banyak pemirsa menitikkan air mata karena sangat terharu, tidak menyangka apa yang keluar dari bibirnya.
Mengapa ia tidak meminta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak meminta sejumlah uang, 
Mengapa ia tidak minta rumah yang dekat rumah sakit, 
Mengapa ia tidak minta kabelece yang bisa membantunya.

Sungguh saya tidak mengerti, tapi saya tahu apa yang dimintanya.
Tidak semua orang dewasa bisa sekuat dan secerdas Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup.
Tapi dari setiap kita telah dikarunia Tuhan kemampuan dan kekuatan istimewa untuk menjalani ujian di dunia.
Sehebat apapun ujian yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya. Dalam setiap kesulitan ada kemudahan.

Apakah anda atau saya pernah mengalami beban persoalan yang lebih berat atau seberat dari seorang Zhang Da?

Lari dari persoalan adalah jalan tercepat yg bukan menyatakan karakter kita!
Menyerah dengan keadaan bukanlah cara kita!
Percayalah bahwa Anda adalah orang yg tepat untuk memikul beban Anda sendiri karena Tuhan sendiri telah menimbangr bahwa:
Pencobaan pencoban yg kita alami adalah pencobaan biasa yg pasti tidak akan pernah melebihi kekuatan kita!


Anda pasti bisa.....jangan pernah menyerah!!!!
Tuhan pasti memampukan kita melakukan segala perkara sepanjang hari ini, amin


God Morning.... Fresh 4 U all............
by Haris Subagiyo
Redaktur Gracia Ministry

Sejarah Terbentuknya Prodiakon Paroki

Bertambahnya jumlah umat katolik yang begitu pesat dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan jumlah imam. Kurangnya tenaga imam sangat dirasakan saat perayaan ekaristi pada hari minggu, baik untuk membagikan komuni kepada umat maupun untuk kegiatan-kegiatan liturgi lainnya.

Memperhatikan dan mencermati keadaan demikian, maka tahun 1966 Yustinus Kardinal Darmayuwana (pada waktu itu Uskup Agung Semarang) mengajukan permohonan ijin ke Roma melalui Propaganda Fide. Konggregasi untuk Penyebaran Iman, agar Uskup diperkenankan menunjuk beberapa pelayan awam yang dinilai pantas untuk membantu Imam membagikan komuni baik di dalam maupun di luar Perayaan Ekaristi.

Konggregasi Propaganda Fide menanggapi secara positif permohonan itu dan memberi ijin ad experimentum (=untuk percobaan) selama 1 (satu) tahun, dan apabila dirasa perlu dan berjalan dengan baik ijin dapat diperpanjang. Dalam perjalanan waktu dirasakan bahwa para pembantu imam ini semakin besar peranannya, sehingga Propaganda Fide memberi ijin untuk melanjutkan bentuk pelayanan ini dan hal tersebut berlaku hingga sekarang.

Pada mulanya para awam yang dipilih dan bersedia membantu imam ini dinamakan �Diakon Awam�. Kata �diakon� bukan jabatan mulia, melainkan jabatan yang hina. Tetapi pada jaman para rasul, istilah itu diangkat artinya, kata diakonos mendapat arti baru.

Diakon diangkat menjadi suatu jabatan yang mulia, karena yang dilayani adalah Tubuh Kristus, yaitu jemaat. �Diakon Awam� adalah awam yang menerima tugas dari Uskup, bukan �expotestate ordinis� atau �jurisdictionis� (berkat kuasa tahbisan atau hukum), melainkan berkat anugerah istimewa gereja melalui Konggregasi Propaganda Fide.

Akhir tahun 1983, nama �Diakon Awam� digandi menjadi �Diakon Paroki�, karena dirasakan bahwa istilah �Diakon Awam� kurang tepat. Pengertian �diakon� lebih tepat dikenakan kepada seseorang yang telah ditahbiskan (=tertahbis) dan karena tahbisannya itu ia bukan lagi seorang �awam�. Dia termasuk klerus. Dalam istilah �Diakon Paroki� kecuali kata �Awam� dihilangkan, juga jangkauan tugasnya dirinci jelas. Diakon Paroki bukan Diakon Tertahbis, tetapi diharapkan dapat menjalankan tugas yang sebenarnya menjadi tugas Diakon Tertahbis. Kalau Diakon Tertahbis bersifaf kekal dan universal, maka diakon paroki bersifat sementara dalam menjalankan tugasnya dan bertugas dalam lingkup paroki tertentu. Masa tugas umumnya tiga tahun dan dapat diperpanjang.

Dalam rapat Konsultores Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 5-6 Agustus 1985 di Girisonta diputuskan bahwa istilah �Diakon Paroki� diubah menjadi �Prodiakon Paroki�. Istilah Prodiakon Paroki berarti seseorang yang menjalankan tugas diakon dalam lingkup paroki. Prodiakon Paroki berarti seseorang yang menjalankan tugas diakon dalam lingkup paroki. Prodiakon Paroki diangkat oleh Uskup atas usul Pastor Paroki untuk menerimakan komuni, memimpin upacara pemakaman, dan lain-lain. Dalam menjalankan tugasnya, Prodiakon Paroki tergantung pada pastor paroki. Dalam perkembangan waktu nampak jelas bahwa kehadiran Prodiakon Paroki sangat diperlukan oleh gereja dan dapat diterima oleh umat dengan baik.

Di Keuskupan Agung Jakarta pembentukan Prodiakon Paroki direstui bahkan dianjurkan oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, karena didasari manfaat dan kegunaannya. Kebijaksanaan ini dilanjutkan oleh Uskup Agung Jakarta yang sekarang, Yulius Kardinal Darmaatmadja, sehingga semakin banyak paroki yang memiliki Prodiakon Paroki.

Komisi Liturgi Keuskupan Malang
Sumber : http://keuskupan-malang.web.id/?p=3222

Saturday, March 26, 2011

Selingkuh Online

PIL di sini adalah �Pasangan Idaman lain�.

Suatu ketika ada berita menarik di satu koran berjudul �Selingkuh Online�.

�Sepasang suami istri di Bosnia memilih berpisah. Adnan Zenica (32 tahun) dan Sana Klaric (27 tahun) tanpa sadar telah saling curhat melalui internet. Mereka merasa telah menemukan belahan jiwa sejati.
Sang suami on line di kantor, sedangkan si istri di kafe internet. Keduanya memakai nama samaran dan menyembunyikan identitas yang sebenarnya. Adnan memakai nama �Prince of Joy�, sedangkan Sana menggunakan �Sweetie�.
Lalu mereka sepakat �ngopi darat� di sebuah toko. Disepakati setangkai mawar merah menjadi penanda pertemuan.
�Saat kulihat suamiku menggenggam mawar merah masuk ke dalam toko, hatiku hancur,� tutur Sana. Adnanpun kaget bukan kepalang menyadari tak ada wanita lain di toko itu yang membawa mawar merah kecuali istrinya.
Akhirnya Adnan dan Sana saling menggugat cerai dengan alasan tidak setia.�
Cerita ini lucu sekaligus memprihatinkan. Mereka saling tertarik dan cocok di dunia maya. Tetapi di dunia nyata sebagai pasangan suami istri, mereka tidak seperti itu. Kemungkinan ada komunikasi yang tersumbat.
Banyak yang mengidamkan pasangan orang lain yang terlihat �lebih� daripada pasangannya sendiri. Padahal pasangannya sebenarnya permata berharga yang tidak bisa berkilau karena tidak ada �sinar� dari pasangannya di rumah.
Jadi sebelum mengharapkan pasangan anda �berkilau�, anda harus �menyinari� pasangan anda dengan pengertian, kebaikan, kerja sama, dukungan, dan kebaikan-kebaikan lainnya.

Segarkan kembali "Cinta Sejati"

Sekarang ini, mungkin saja istri Anda bukan wanita dengan level cinta pertama dan terakhir, bahkan bisa jadi Anda masih dapat dengan segar menyebutkan: Maria, Marta, Marini, Marina, dan Mariatun sebagai orang yg pernah dekat dan spesial dengan Anda. namun ketahuilah bahwa istri Anda sekarang ini adalah pilihan yg paling baik (the best choice) diantara yg terbaik, Dia adalah pelabuhan cinta terakhir dan Cinta Sejati Anda.
Segarkan kembali cinta sejati didalam keluarga, jika  masih mungkin tersisa atau ada ceceran cinta....cinta ....yg lainnya!!!!
Belajarlah dari pengalaman cinta sejati!
Jam 8, pagi itu seorang kakek tua masuk ke klinik untuk mencabut jahitan di perutnya.  Dia bilang, saya sedang terburu-buru karena ada pertemuan lain jam 9.  Seorang dokter segera memeriksanya.  Terlihat dia selalu memperhatikan jam tangannya.  Sambil membersihkan bekas lukanya, dokter bertanya apakah bapak punya janji dengan dokter lainnya.  Kakek itu berkata: oh..... tidak ada.  Dia terburu-buru ingin segera pulang ke rumah untuk merawat dan sarapan dengan istrinya.  Lalu kembali dokter bertanya, �Memangnya istri Anda sedang sakit apa?�  Kakek itu berkata bahwa istrinya sudah sakit lumayan lama.  Dia menderita penyakit Alzheimer. (Alzheimer adalah jenis kepikunan yang 'mengerikan' karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang.  Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari) 
�Apakah istri anda sedih jika anda terlambat pulang ke rumah?� tanya dokter.  Dia menjelaskan bahwa istrinya sudah tidak bisa mengenali orang lain, bahkan dia, suaminya sendiri tidak dikenalinya, semenjak lima tahun lalu.  
Dokter tersentak dengan jawaban kakek itu.  �Apakah anda tetap merawat dan sarapan bersama istri anda meskipun dia sudah tidak mengenali anda lagi?�  Dia hanya tersenyum dan sambil menepuk lembut tangan dokter dan berkata, �Istriku memang tidak mengenali aku lagi, tapi aku masih mengenali bahwa dia istriku!�
Dokter berusaha menahan air mata yang mengalir sewaktu kakek ini beranjak ke luar ruangan.  
Anda dan saya seharusnya bertekad �cinta seperti inilah yang harus aku berikan di dalam hidup�.

Cinta sejati itu milik orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan.
Milik mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.
Milik mereka yang masih mencintai, walaupun mereka telah disakiti.
Dan milik mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan bahwa cinta bukan untuk sementara tetapi untuk selamanya.
Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanyalah mencintai pantulan dari diri sendiri yang di temukan di dalam dirinya.
Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.
CINTA sejati adalah saat kita dapat merelakan CINTA itu bahagia, bukan untuk mendapatkannya.
Satu-satunya cara agar kita memperoleh kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
� Dale Carnagie -
Hai....Broooooo, ketahuilah bahwa:
Cinta sejati bukanlah dimensi penampilan fisik atau romantisme belaka.  Cinta sejati adalah kesediaan menerima keberadaan pasangan hidup apa adanya, yang telah berlalu,   yang akan datang dan yang tidak bisa terjadi.
Orang yang berbahagia tidak harus memiliki semua yang terbaik, kadang mereka berbahagia karena sanggup menggunakan situasi sebaik-baiknya  apapun yang mereka miliki.
Kehidupan bukanlah melulu mengenai bagaimana mengatasi badai, tetapi kehidupan seringkali adalah bagaimana kita dapat menari  di tengah badai.
Sekarang katakan pada istrimu Bro............
ah... indahnya hidup dalam cinta sejati..
Selamat pagi Dewiku....selalu bahagia bersamamu, Cintaku ........
Diberkatilah Sayangku, kekasihku, belahan jiwaku....selamanya kita berdua, 
Hanya oleh anugerahNya kita beroleh kemurahanNya....


Selamat beribadah ! dan selamat melayani

God morning All.......Fresh4U
God bless U ........

by Haris Subagiyo
Redaktur Gracia Ministry
http://membangunspiritual.bogspot.com

Recent Post